Malang, Suaragong – Meski sudah ada inovasi jaringan hingga 5G bahkan dikembangkan ke 6G, namun keterjangkauan jaringan di Kabupaten Malang mengalami kesulitan. Kabarnya masih banyak area blank spot yang tidak bisa terjangkau jaringan internet.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadiskominfo) Kabupaten Malang Ricky Meinardhy mengaku, terdapat sekitar 80 desa dari 378 desa 12 kelurahan yang tak bisa terjangkau internet.
“Sebelumnya dari hasil inventarisir ada 100 desa yang masih blank spot, mungkin kalau sekarang tidak sampai. Sekitar 80an desa,” katanya saat ditemui di Pendopo Panji Kabupaten Malang, belum lama ini.
Mayoritas areanya berada di wilayah Malang Selatan. Sebab, kontur wilayah yang merupakan pegunungan, bukit, lembah, dan pantai menjadi salah satu faktor tidak semua titik terjangkau internet.
Karena, lanjut Ricky, jika ada lembah dan di sana menggunakan jaringan nirkabel, maka sudah pasti tidak bisa terjangkau. Karena jaringan nirkabel itu menggunakan gelombang.
“Sebenarnya kalau kita berbicara Kabupaten Malang, seluruh desa kelurahan itu sudah terkoneksi internet. Baik itu menggunakan nirkabel ataupun yang menggunakan FO (fiber optik). Cuma memang ada beberpa desa yang masih blank spot,” ucapnya.
Maka dari itu, Dinas Kominfo Kabupaten Malang sudah mengajukan pendirian 20 titik BTS (base transceiver station) ke Kementrian Kominfo. Yang nantinya akan ditempatkan di titik-titik strategis.
Dengan begitu, di tahun 2024, BTS yang sudah diajukan pada tahun 2023 tersebut, bisa terialisasi di tahun ini.
“Tempatnya yakni di area Malang Selatan dan area Poncokusumo,” tegasnya.
Kenapa Poncokusumo? ia menyebut masih ada area jalan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang tak ada jaringan.
Baca juga : Desa Pendem Launching Aplikasi Desa Digital Si Polo Pendem!
“Yang menjadi tantangan kami ke provider, mereka akan menghitung seberapa banyak yang menggunakan. Misalnya saya menggunakan Telkomsel, ternyata di sana pengunjung menggunakan XL atau Indosat, nah itu yang baru kita tawaran ke mereka. Nah ini yang menjadi tantangan untuk mengetahui pengguna tadi,” pungkasnya. (nif/man)