Type to search

Peristiwa

Selamat Jalan Raja Solo PB XIII

Share
Raja Keraton Solo PB XIII

SUARAGONG.COM – Gaes, siap-siap dulu ya buat update yang agak serius tapi penting. Tanggal Minggu, 2 November 2025 jadi hari yang nggak bakal dilupain buat masyarakat Solo dan pecinta budaya Jawa karena Pakubuwono XIII (PB XIII) Raja dari Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo) wafat pada pukul sekitar 07.30 WIB. Meski udah agak nyata bahwa beliau sakit lama, tetap aja kabar ini bikin banyak yang terkejut dan bersedih.

Siapa sebenarnya Raja Keraton Solo PB XIII?

Sebelum kita lanjut ke prosesi dan reaksi publik, yuk kita kenalan dulu sama sosok Raja Keraton Solo PB XIII:

  • Beliau memimpin Keraton Solo sebagai Susuhunan sejak 10 September 2004 hingga wafatnya.
  • Usianya 77 tahun dan kondisinya kesehatannya sempat menurun beberapa waktu sebelum wafat.
  • Lokasi wafatnya di rumah sakit di kawasan Solo/Sukoharjo. Jadi ya, ini bukan berita sepele ini tentang pergantian sebuah simbol budaya dan peninggalan kesultanan yang masih sangat relevan di era sekarang.

Baca juga: Keraton Yogyakarta Gugat PT KAI, Tuntut Hak Atas Tanah Stasiun Tugu

Makna bagi Keraton dan Warga Solo

Kalau kamu main ke Solo atau follow culture Jawa, maka berita ini bukan cuma kerajaan zaman dulu tapi sangat terasa secara nyata:

  • Wafatnya Raja Keraton Solo PB XIII berarti sebuah momen suci dan penghormatan besar, baik dari keluarga keraton, warga Solo, maupun para pengunjung.
  • Di sisi lain, kegiatan keraton dan pariwisata tetap berjalan walaupun suasana harinya lebih hening dan khidmat.
  • Prosesi pemakaman juga punya makna ritual tinggi. Jenazah akan dimakamkan di Makam Raja Imogiri, Yogyakarta, pada Rabu, 5 November 2025 menurut rencana.

Jadi, buat kamu yang suka sejarah, budaya atau eksplor tempat heritage ini waktu yang tepat buat lebih menghargai simbol-simbol yang mungkin biasa kita anggap di belakang layar.

Baca juga: Hari Jadi Besuki Mengenang Perjalanan Sejarah dari Abad ke-18

Prosesi Melayat Hingga Pemakaman

Begini rundown-nya secara santai:

Melayat ke Rumah Duka

  • Ketika berita wafatnya masih baru, banyak tokoh publik yang datang melayat. Misalnya Joko Widodo datang sekitar pukul 20.30 WIB ke keraton Kasunanan Surakarta.
  • Dia menunaikan salat jenazah, mendoakan almarhum dan menyampaikan duka cita mendalam.
  • Juga datang Gibran Rakabuming Raka yang juga menyampaikan harapan agar Keraton Solo tetap sejuk dan kondusif setelah kepergian sang Raja.

Pemakanan dan Iring-iringan

  • Jenazah disemayamkan di Sasano Parasyda, Keraton Solo terlebih dahulu.
  • Rute iringan jenazah akan melalui sejumlah titik penting di Solo menuju Makam Raja Imogiri.
  • Pemakaman diperkirakan berlangsung Rabu pagi, tepatnya 5 November 2025.

Baca juga: Ragam Budaya Tradisi Maulid Nabi di Indonesia yang Bikin Kagum

Kenapa Kita Generasi Muda Harus Peduli?

Kamu mungkin mikir, Ah, keraton-keraton gitu, kuno. Tapi nih, ada beberapa hal yang bikin berita ini worth untuk kita tahu:

  • Warisan Budaya
    Tradisi kerajaan, prosesi raja, semuanya masih hidup dan punya pengaruh sosial di era modern.
  • Pemimpin Simbolik
    Sosok Raja Keraton bukan cuma figure masa lalu bagi banyak warga Solo & sekitarnya, beliau adalah bagian identitas lokal.
  • Refleksi Buat Kita
    Melihat bagaimana sebuah institusi besar menghadapi kematian, pergantian, ritual bisa bikin kita lebih menghargai nilai-nilai seperti penghormatan, kontinuitas, dan perubahan.
  • Kontes Sosial dan Budaya
    Media dan publik ramai, turis tetap datang, tapi suasananya berubah. Itu menunjukkan bahwa budaya bisa hidup dalam keadaan normal baru.

Baca juga: Apa Sih Istimewanya Jogja? Ini Alasannya!

Momen Sakral & Refleksi

Oke, wrap-up nih wafatnya Raja Keraton Solo PB XIII adalah momen yang besar bukan cuma bagi keraton atau warga Solo, tapi untuk kita sebagai generasi muda agar nggak melupakan akar budaya kita. Kamu bisa lihat bahwa dalam berita ini ada perpaduan antara tradisi kuno dan dunia modern sosial media & publik (ingat, banyak foto, karangan bunga, kunjungan pejabat). Jadi next time lo main ke Solo, atau scroll feed, kalau nemu gambar keraton atau prosesi seperti ini bukan cuma foto bagus aja, tapi ada cerita yang lebih dalam. (dny)

Tags:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *