Type to search

Malang Pendidikan

Anak Tidak Sekolah di Kabupaten Malang Capai Ribuan

Share
Angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Malang tembus 19.960 anak, Komisi IV DPRD mendesak Pemkab memperkuat program Pendidikan

SUARAGONG.COM – Angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Malang masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah daerah. Berdasarkan data dashboard ATS Pusdatin Kementerian Pendidikan Tahun 2025, tercatat sekitar 19.960 anak di Kabupaten Malang belum mengenyam pendidikan formal.

Angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Malang Tembus 19.960

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Malang, Zia Ulhaq, meminta Pemkab Malang mengambil langkah serius agar persoalan ini segera teratasi. Menurutnya, pemerataan pendidikan adalah kunci untuk memastikan seluruh anak mendapatkan hak belajar yang layak.

“Pemkab Malang melalui Dinas Pendidikan sudah membuat program Saber Anak Tidak Sekolah. Ada program kejar paket A, B, dan C agar anak-anak yang tidak memiliki ijazah dapat mendapatkannya,” jelas Zia.

Melalui program tersebut, anak yang belum memiliki ijazah SD dapat mengikuti Paket A, sementara Paket B dan C diperuntukkan bagi mereka yang belum memiliki ijazah SMP maupun SMA.

Baca Juga : Sekolah Rakyat Singosari Terapkan Kurikulum Tailor Made

Selain itu, Zia menegaskan bahwa anak usia sekolah sebenarnya bisa diarahkan ke sekolah formal. Bahkan bagi keluarga kurang mampu, sudah tersedia Sekolah Rakyat (SR) yang bisa diakses secara gratis.

“Kalau anak itu kurang mampu, sebenarnya ada sekolah rakyat yang bisa diakses tanpa biaya,” ujarnya.

Dorong Peran Masyarakat Lewat Program Bapak Asuh

Tak hanya mengandalkan pemerintah, peran masyarakat menurut Zia juga penting. Ia menyebut adanya peluang masyarakat menjadi bapak asuh bagi anak-anak yang tidak mampu.

“Misalnya Pak Agung mau menjadi bapak asuh si A yang yatim dan ibunya tidak punya penghasilan, itu bisa dilakukan,” katanya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa anak yatim sebenarnya sudah dibebaskan dari biaya untuk jenjang SMP hingga SMA. Namun masih banyak masyarakat yang takut karena menganggap sekolah tetap membutuhkan biaya.

“Inilah yang kurang, sosialisasi belum masif. Akibatnya masih banyak ATS di Kabupaten Malang,” tambahnya.

Sekolah Rakyat Disebut Jadi Solusi Jangka Panjang

Zia juga menyampaikan bahwa Kabupaten Malang sedang dalam proses membangun lebih banyak Sekolah Rakyat. Ia optimistis jika fasilitas ini bertambah dan dimanfaatkan warga Kabupaten Malang, maka angka ATS dapat berkurang signifikan.

“Kalau ini benar-benar berjalan dan sekolah diisi banyak warga Kabupaten Malang, otomatis akan ada pengurangan ATS,” pungkasnya.
(nif/aye)

Tags:

You Might also Like