Amerika Serikat Luncurkan Serangan Udara ke Fasilitas Nuklir Iran
Share

SUARAGONG.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim bahwa serangan udara yang dilancarkan ke Iran telah “menghancurkan total” tiga fasilitas nuklir utama milik negara tersebut. Serangan ini merupakan eskalasi besar pertama yang melibatkan Amerika secara langsung dalam konflik militer antara Iran dan Israel yang meningkat sejak 13 Juni 2025 lalu.
Serangan Udara Amerika Serikat ke Fasilitas Nuklir Iran
Dalam pidato resminya dari Gedung Putih, Sabtu malam waktu setempat, Trump menyatakan bahwa fasilitas Fordow, Natanz, dan Isfahan—yang selama ini dikenal sebagai pusat pengayaan uranium Iran—telah diserang dan dilumpuhkan. Serangan itu disebut melibatkan jet tempur, kapal selam AS, dan peluncuran 30 rudal Tomahawk.
“Fasilitas nuklir Iran telah sepenuhnya dihancurkan. Jika tidak ada perdamaian, akan ada kehancuran yang lebih besar lagi,” kata Trump dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional, didampingi oleh Wakil Presiden JD Vance, Menhan Pete Hegseth, dan Menlu Marco Rubio.
Baca Juga : Emas & Minyak Makin Jaya, Iran Tolak Negosiasi dengan Amerika
Keputusan “Berani” Trump
Pengumuman serangan tersebut pertama kali disampaikan melalui platform media sosial milik Trump, Truth Social, Pada pukul 19.50 ET. Tak lama kemudian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan apresiasi atas keputusan “berani” Trump dan menyebut serangan itu sebagai bentuk kekuatan militer Amerika yang “benar dan spektakuler.”
Namun, hingga saat ini belum ada konfirmasi independen terkait tingkat kerusakan dari fasilitas nuklir Iran. Beberapa sumber menyebutkan bahwa meski serangan terjadi, tidak semua target bisa dipastikan telah rusak total. Laporan dari International Atomic Energy Agency (IAEA) juga belum menunjukkan adanya peningkatan radiasi yang signifikan dari lokasi serangan.
Eskalasi Risiko dan Potensi Balasan
Serangan ini menambah tensi konflik yang sudah tinggi di kawasan. Iran selama ini menyatakan berhak untuk membela diri. Para analis memperkirakan akan ada kemungkinan serangan balasan terhadap pangkalan militer atau fasilitas diplomatik AS di Timur Tengah.
Trump menyatakan bahwa segala bentuk balasan dari Iran akan direspons dengan kekuatan yang lebih besar. “Jika ada balasan, kami akan menghadapinya dengan kekuatan yang bahkan lebih besar dari malam ini,” tegasnya dalam unggahan di Truth Social.
Sementara itu, beberapa negara Eropa dan PBB menyerukan penahanan diri dari semua pihak. Konflik ini dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas kawasan, termasuk potensi ancaman terhadap jalur energi global seperti Selat Hormuz.
Baca Juga : RI dan 23 Negara Kecam Serangan Israel ke Iran
Proxy dan Ketegangan Regional
Meski kekuatan proxy Iran seperti Hezbollah di Lebanon dan Hamas di Gaza telah mengalami tekanan besar dari operasi Israel sebelumnya. Iran masih memiliki jaringan milisi di Irak, Suriah, dan Yaman yang berpotensi menjadi alat serangan balasan. Selain itu, kekhawatiran juga muncul terhadap kemungkinan serangan ke kapal dagang atau penanaman ranjau laut di jalur vital pengiriman minyak dunia.
New York Police Department (NYPD) turut meningkatkan pengamanan di sejumlah titik sensitif sebagai antisipasi dari dampak global konflik ini.
Keputusan Trump melakukan serangan ini dinilai sebagai langkah berisiko. Yang Mana bisa membawa AS ke dalam konflik militer yang lebih luas di Timur Tengah. Namun dari sisi Gedung Putih, hal ini dikalkulasikan sebagai serangan terbatas yang bisa menjadi pukulan telak terhadap ambisi nuklir Iran. (Aye/sg)