Malang, Suaragong – Bank Syariah Indonesia (BSI) diserang virus ransomeware. Dampaknyapun meluas, hingga berakibat saham BSI jeblok.
Tak hanya itu, pelaku pasar juga mempertimbangkan dugaan kebocoran data yang mempengaruhi right issue. Mereka terkonfirmasi melihat prospek jangka panjang efek domino dari kabar tersebut.
Sampai berita ini dirilis, investor terus mempertimbangkan pertumbuhan dan perkembangan kasus.
Baca juga : Akhirnya Kartu Prakerja Gelombang 69 Dibuka
Direktur Utama BSI Hery Gunardi telah menggelar konferensi pers terkait penjelasan gangguan layanan sekaligus permintaan maaf.
“Adanya indikasi serangan siber dan kami perlu melakukan evaluasi untuk memperbaiki sistem keamanan. Untuk kelanjutan dugaan tersebut akan dilakukan pembuktian melalui pihat terkait terutama digital forensik,” ujarnya.
Koordinasi dengan pihak terkait terus dilakukan terutama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia sebagai pengambil kebijakan.
Padahal harga saham BRIS yang diperdagangkan cukup premium. Namun angka penurunan cukup drastis walaupun pada Jumat (12/5/2023) lalu sempat ditutup dengan level Rp.1810.
Bank yang memainkan peran penting dalam mewujudkan ekosistem syariah di Indonesia dengan kode saham BRIS mengalami penurunan saham diangka 1600. Yang artinya turun 6,98% atau minus 120 point per siang ini 16 Mei 2023
Saham BSI Jeblok dipicu oleh dua hal, yaitu:
1. Gangguan Layanan yang Berkepanjangan
Sejak awal Mei 2023, BSI mengalami gangguan layanan yang cukup signifikan. Nasabah BSI nggak bisa melakukan transaksi melalui ATM, mobile banking, dan internet banking. Gangguan ini tentu aja bikin nasabah panik dan kecewa.
2. Dugaan Kebocoran Data Nasabah
Nggak cuma gangguan layanan, BSI juga diterpa isu kebocoran data nasabah. Data nasabah BSI diduga bocor dan dijual di dark web. Hal ini tentu aja bikin para nasabah khawatir dan kehilangan kepercayaan terhadap BSI.
Anjloknya harga saham BSI ini tentu aja bikin para investor rugi besar. Banyak investor yang kecewa dan marah dengan BSI. Mereka menuntut BSI untuk segera menyelesaikan masalah gangguan layanan dan kebocoran data.
Bagaikan api yang membakar jerami, kabar ini langsung menyebar luas di media sosial dan menjadi perbincangan hangat para nitizen. Banyak yang menyayangkan kejadian ini dan mempertanyakan kredibilitas BSI sebagai bank syariah.
Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi BSI dan bank-bank lainnya untuk lebih meningkatkan keamanan data nasabah dan sistem layanannya. BSI harus segera mengambil langkah-langkah kongkret untuk menyelesaikan masalah ini dan mengembalikan kepercayaan para nasabah dan investor.
So, gimana gaes, menurut kalian apa yang harus dilakukan BSI untuk menyelesaikan masalah ini? (ir.bankbsi.co.id/ind/eko/dny)