Type to search

Hiburan Trends

Nyakim Gatwech Sang Ratu Kegelapan Sudan Selatan

Share
Nyakim Gatwech model asal Sudan Selatan (Ilustrasi oleh: Galih)

SUARAGONG.COM – Di tengah industri fashion yang sering kali didominasi oleh standar kecantikan homogen, sosok Nyakim Gatwech hadir membawa definisi baru tentang kecantikan. Model berdarah Sudan ini dikenal secara internasional berkat warna kulitnya yang sangat gelap.

Hingga publik menjulukinya sebagai “Queen of the Dark” atau “Ratu Kegelapan.” Julukan tersebut bukan hanya menggambarkan penampilan fisiknya, tetapi juga menggambarkan bagaimana Nyakim menjadikan identitas dan warna kulitnya sebagai kekuatan dan sumber inspirasi.

Perjalanan Awal dan Latar Belakang

Nyakim Gatwech lahir di Ethiopia pada tahun 1993 dari orang tua asal Sudan Selatan yang saat itu melarikan diri dari konflik bersenjata. Ia dan keluarganya kemudian bermigrasi ke Kenya sebelum akhirnya menetap di Amerika Serikat saat ia berusia 14 tahun.

Kehidupan sebagai imigran bukanlah hal yang mudah, terutama bagi Nyakim yang harus menghadapi perbedaan budaya dan rasisme sejak usia muda.

Baca Juga: Gawr Gura, VTuber Populer Hololive, Umumkan Kelulusan

Selama masa remajanya di AS, Nyakim kerap menjadi sasaran olok-olok karena warna kulitnya yang sangat gelap. Bahkan, ia pernah menerima saran untuk memutihkan kulitnya agar lebih diterima secara sosial.

Namun, bukannya menyerah, perempuan berkulit ebony ini justru menjadikan kritik sebagai bahan bakar untuk bangkit dan meneguhkan identitasnya.

“Ada masa ketika aku merasa tidak cantik dan ingin menyerah,” ujar Nyakim dalam salah satu wawancaranya. “Tapi sekarang aku tahu bahwa warna kulitku adalah bagian dari siapa aku, dan aku tidak akan pernah mengubahnya.”

Terobosan di Dunia Modeling

Langkah awal Nyakim ke dunia modeling dimulai saat ia mengikuti kontes kecantikan lokal dan mulai mendapatkan perhatian karena penampilannya yang unik.

Dengan tinggi menjulang, fitur wajah yang tegas, dan kulit sehitam malam, Nyakim segera menarik perhatian para fotografer, desainer, dan merek fashion ternama.

Baca Juga: Visual Oblivion Remake Picu Perdebatan Pro-Kontra Antar Fans

Ia kemudian menandatangani kontrak dengan beberapa agensi modeling dan mulai tampil dalam berbagai kampanye iklan, editorial majalah, serta peragaan busana.

Namun, perjalanannya bukan tanpa tantangan. Industri fashion global masih sering kali memperlihatkan bias terhadap model dengan penampilan “standar.”

Meski demikian, Nyakim memanfaatkan platform media sosial untuk menunjukkan bahwa kecantikan tidak datang dalam satu warna saja. Dengan lebih dari satu juta pengikut di Instagram, ia secara konsisten menyuarakan pentingnya menerima dan mencintai diri sendiri.

Ikon Melanin dan Simbol Pemberdayaan

Salah satu hal yang membuat Nyakim begitu menonjol adalah kadar melanin dalam kulitnya yang sangat tinggi. Ini memberikan kulitnya warna hitam pekat yang tidak biasa, bahkan di antara orang-orang keturunan Afrika.

Dalam masyarakat yang selama bertahun-tahun dipengaruhi oleh standar kecantikan barat, keberadaan Nyakim seperti oase yang menyegarkan.

Banyak yang menyebutnya sebagai “Dewi Melanin,” dan ia menerima julukan tersebut dengan bangga. Nyakim menyatakan bahwa tujuannya bukan hanya menjadi model, tetapi juga menjadi simbol kekuatan dan keberanian bagi orang-orang yang pernah merasa terpinggirkan karena penampilan mereka.

“Melanin bukanlah kutukan, melainkan anugerah,” katanya dalam sebuah postingan di media sosial. “Setiap warna kulit memiliki keindahannya masing-masing, dan aku di sini untuk menunjukkan bahwa hitam itu bukan hanya indah, tapi juga kuat.”

Dampak Sosial dan Budaya

Kehadiran Nyakim di industri fashion memberikan dampak yang signifikan, terutama dalam mendorong representasi yang lebih inklusif. Ia sering diundang sebagai pembicara dalam berbagai forum tentang kecantikan, identitas rasial, dan penerimaan diri. Banyak anak muda, terutama dari komunitas kulit hitam, merasa terinspirasi oleh kisahnya.

Selain modeling, Nyakim juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kampanye anti-diskriminasi. Ia mendukung organisasi yang memperjuangkan hak-hak perempuan, anak-anak pengungsi, dan komunitas kulit hitam di seluruh dunia.

Kiprah Nyakim juga menarik perhatian media internasional. Ia telah tampil di sejumlah majalah ternama seperti Vogue, Elle, dan Cosmopolitan, serta menjadi wajah bagi kampanye produk kecantikan yang ingin merayakan keberagaman warna kulit.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun telah mencapai banyak pencapaian, Nyakim menyadari bahwa perjuangan untuk inklusivitas di dunia fashion masih panjang. Ia berharap kehadirannya dapat membuka pintu bagi lebih banyak model dengan warna kulit yang tidak biasa untuk diterima dan dirayakan.

“Saya ingin generasi berikutnya tidak harus melalui rasa malu dan kebencian terhadap diri sendiri seperti yang pernah saya alami,” ujarnya. “Dunia harus belajar bahwa kecantikan itu beragam.”

Nyakim Gatwech bukan sekadar model. Ia adalah simbol perlawanan terhadap diskriminasi, duta keberagaman, dan suara yang memperjuangkan penerimaan diri di tengah tekanan standar kecantikan konvensional. Lewat warna kulitnya yang luar biasa dan kepribadiannya yang kuat, ia berhasil mengubah perbedaan menjadi kekuatan.

Kini, sang “Ratu Kegelapan” terus berjalan di panggung dunia—bukan hanya untuk memamerkan pakaian, tetapi untuk menunjukkan bahwa dalam gelap, ada cahaya yang tak bisa dipadamkan. (Ind/PGN)

aca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *