Anugerah Sabda Budaya 2025 Tiga Tokoh Dapat Penghargaan
Share
MALANG, SUARAGONG.COM – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) baru aja ngadain Anugerah Sabda Budaya UB ke-7, pas puncak Dies Natalis ke-16, Rabu (3/12/2025). Acaranya digelar di Aula Gedung A lantai 2, dengan tema kece “Samadya Danasmara Manunggal Rasa” intinya ngajak semua orang buat nyatuin rasa dan tetap ngejaga budaya Nusantara biar nggak punah dimakan zaman.
Tiga Tokoh Seni & Sastra yang Dapat Penghargaan
Tahun ini, Anugerah Sabda Budaya UB jatuh ke tiga sosok yang udah lama berkarya dan berdampak besar di dunia seni, sastra, dan kerja-kerja budaya FIB UB. Mereka adalah:
- Tengsoe Tjahjono – penyiar dan cerpenis kategori sastra
- Winarto Ekram – penari dan koreografer kategori senitradisi
- Dadang Rukmana – pelukis dan perupa kategori seni rupa
“Anugerah ini bentuk penghormatan FIB buat para seniman yang selama ini udah jadi bagian perjalanan budaya kampus,” kata Yohanes Padmo Adi Nugroho, Kurator ASB 2025.
Dekan FIB UB, Sahiruddin, juga bilang kalau ASB ini udah jadi ciri khas FIB sejak 2018. Tahun 2025 jadi momen refleksi, apalagi FIB sekarang berusia 16 tahun. Masih muda, tapi prestasinya banyak.
Baca juga: FIB UB Resmi Luncurkan Website dan Aplikasi Mobile “Batikpedia”
FIB UB & Gerakan Pelestarian Budaya yang Makin Serius
Dalam setahun terakhir, FIB UB gercep banget ngerjain berbagai program budaya mulai dari Digital Humanities sampai industri berbasis budaya. Beberapa highlight kece:
- Ikut soft diplomacy lewat Rumah Budaya Indonesia di China
- Ngembangin platform Brawijaya Corpora dan Batikpedia
- Turun langsung ke 59 desa buat mendata objek budaya
- Kolaborasi bareng Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 11 program Wilwatikta
- Semua prodi udah akreditasi unggul dan internasional
- Target masuk Zona Integritas WBK/WBBM
Dekan FIB bahkan bilang, “FIB ini selain Fakultas Ilmu Budaya, juga Fakultas Inovasi Berdampak.” Keren sih, branding-nya naik level.
Baca juga: Menkomdigi Resmikan AI Center Universitas Brawijaya Dorong Transformasi Digital
Budaya Tetap Penting di Tengah Gempuran AI
Rektor UB, Prof. Widodo, ikut hadir dan ngasih statement yang dalem banget. Menurut beliau, meskipun AI makin canggih, manusia tetap punya hal yang nggak bisa diganti rasa & hati.
“AI cuma algoritma. Manusia punya hati. Kita yang jaga budaya,” katanya.
Jleb. Ini cocok banget sama semangat Anugerah Sabda Budaya UB yang pengin ngingetin bahwa digitalisasi boleh maju, tapi budaya tetap fondasi.
Baca juga: FTUB Luncurkan Sistem Digital Pelestarian Kayutangan
Acara Meriah Bareng Seniman & Komunitas Budaya
Acara makin rame karena hadir banyak tokoh budaya dan komunitas seni, mulai dari:
- Prof. Dr. Djoko Saryono
- Syarifuddin dari Museum Panji
- Hengky Herwanto dari Museum Musik Indonesia
- Komunitas Pelangi Sastra, Lompat Pagar, seniman tradisi dan lainnya.
Banyak tamu undangan pakai busana adat daerah, bikin vibes acara makin berasa Nusantara banget.
Baca juga: TEFLIN 2025 di UB Ngajar Inggris Jadi Makin Canggih!
FIB UB Mantapkan Diri sebagai Rumah Budaya Nusantara
Dengan gelaran Anugerah Sabda Budaya UB tahun ini, FIB UB makin negesin posisi sebagai kampus yang bukan cuma ngomongin teori budaya, tapi juga turun langsung merawat, meneliti, dan ngembanginnya.
FIB terus bergerak jadi pusat budaya yang nggak cuma nasional, tapi juga siap bersaing level internasional. (HUMAS FIB UB/dnya)

