Type to search

Hiburan

Siapa Sebenarnya Arsitek di Balik Gedung DPR RI?

Share
gedung dpr ri yang di desain oleh Soejoedi Wirjoatmodjo

SUARAGONG.COM – Pernah gak sih kamu perhatiin ikonian Gedung DPR RI? Ya, yang kubah ijo itu, bentuknya kayak sayap burung yang lagi siap take-off tuh! Ternyata, desain itu hasil karya seorang arsitek Soejoedi Wirjoatmodjo. Dia yang desain gedung DPR RI multi-talented abis, plus latar belakangnya unik banget, kampiun dalam dua bahasa teknik dan estetika modern. Kita bakal kulik bareng siapa dia, filosofi desainnya, dan kenapa bangunan ini jadi iconic

Dari Solo ke Berlin perjalanan si arsitek

Oke, kisahnya seru nih. Jadi, Soejoedi Wirjoatmodjo ini lahir di Surakarta pada 27 Desember 1928. Dia adalah sosok arsitek Indonesia yang aktif di era akhir 1960-an sampai pertengahan 1970-an.

Tahun 1964, beliau ditunjuk langsung sama Presiden Soekarno sebagai arsitek utama untuk proyek nasional di Jakarta. Nah dari kompetisi desain singkat cuma dua minggu, karyanya yang menang dan desain itu akhirnya jadi bangunan kompleks parlemen yang kita kenal sekarang.

Soejoedi juga lulusan Technische Universität Berlin Barat, dengan titel Master Dipl.Ing dan predikat cum laude. Modern, intelek, dan punya visi nggak heran dia bawa filosofi arsitektur modern yang bukan cuma tentang gaya, tapi juga fungsi dan pengalaman manusia.

Baca juga: Lonjakan PHK di Jawa Timur, DPRD Soroti 8.000 Kasus

Kenapa desainnya keren banget? Filosofi sayap burung sampai “jaba–njero”

Desain gedung DPR RI emang punya gaya khas atap hijau berbentuk setengah kubah di kanan-kiri kompleks. Itu bukan sembarangan, lho. Maknanya kaya banget simbol kepakan sayap burung yang akan terbang petuah banget buat parlemen sebagai institusi yang harus bangkit dan dinamis.

Konsep filosofi yang diusung Soejoedi ini bukan hanya estetika kosong. Dia percaya bangunan itu harus harmonis sama surroundings, mengutamakan kenyamanan, fungsionalitas, dan tetap punya sentuhan keindahan modern gabungan ilmu dan intuisi yang terasa manusiawi.

Dan fun fact awalnya kompleks ini bukan cuma buat DPR, tapi direncanain sebagai pusat konferensi global CONEFO (Conference of the New Emerging Forces) yang digagas Presiden Soekarno. Idenya sih keren, sayangnya karena peristiwa politik, fungsi bangunan ini akhirnya dialihin jadi gedung legislatif nasional.

Baca juga: DPRD Kota Probolinggo ‘Masak’ Raperda Perseroda dan Pajak Daerah

Fakta unik & perjalanan pembangunan biar nggak cuma gaya doang

Nah, sekarang kita masuk ke hal-hal unik yang bikin cerita gedung ini makin menarik:

  1. Fast track desain dan persetujuan
    Soekarno setuju desain Soejoedi cuma dalam waktu singkat. 22 Februari 1965 jadi tanggal penetapan desain.
  2. Munduk karena situasi politik
    Pembangunan sempat berhenti gara-gara peristiwa G30S PKI. Baru jalan lagi tahun 1966 setelah ada keputusan kabinet Ampera.
  3. Proyek tahap demi tahap
    Gedung utama (nusantara) selesai 1968. Tapi kompleksnya terus dibangun, sampe 1983 ada gedung sekretariat, auditorium dll.
  4. Ukuran bangunan yang wah
    Tinggi gedung sekitar 100 meter, luas totol sekitar 80.000 m2. Biang bangunan banget, tapi tetep elegan!

Baca juga: Tunjangan Rumah Rp50 Juta DPR Disesuaikan dengan Kondisi Jakarta

Soejoedi Arsitek Jenius!

Jadi kalau kamu lagi nyari info soal arsitek yang desain gedung DPR RI, jawabannya jelas Soejoedi Wirjoatmodjo. Sosoknya bukan cuma arsitek biasa dia visioner, akademis, dan punya filosofi humanis dalam setiap desainnya. Gedung DPR RI jadi salah satu warisan arsitektur modern yang punya nilai sejarah, simbolik, dan estetika keren abis. (dny)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69