Bahaya Mengintai Anak di Roblox, Pemblokiran Jadi Solusi?
Share

SUARAGONG.COM – Wacana pemerintah memblokir gim daring Roblox menuai sorotan publik. Langkah ini disebut sebagai upaya melindungi anak-anak dari potensi konten kekerasan, pelecehan seksual, dan eksploitasi di ruang digital.
Bahaya Mengintai di Roblox, Apakah Blokir Solusi Efektif?
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebut Roblox berpotensi menyebarkan konten kekerasan yang tidak pantas untuk anak. Pandangan serupa disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, yang menilai gim tersebut memuat unsur kekerasan terselubung yang rawan ditiru anak di dunia nyata.
Jika pemblokiran dilakukan, Indonesia akan mengikuti langkah sejumlah negara seperti Cina, Iran, Turki, Jordan, Guatemala, Oman, dan Korea Utara, yang lebih dulu menutup akses ke Roblox.
Roblox, dikembangkan oleh David Baszucki pada 2004 dan diluncurkan pada 2006, kini memiliki lebih dari 85 juta pengguna aktif harian dan nilai pasar sekitar 27 juta dolar AS. Gim ini memungkinkan pengguna membuat atau memainkan permainan buatan sesama pengguna, serta berinteraksi dalam komunitas daring. Meski populer di kalangan anak-anak dan remaja, Roblox kerap disorot karena menjadi ruang rawan bagi predator anak.
Baca Juga : Sederet Game yang Dilarang di Indonesia, Salah Satunya Roblox
Pemblokiran Langkah Tepat Namun Sementara
Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari menilai pemblokiran adalah langkah tepat demi perlindungan anak. Meski sifatnya sementara. Ia menyebut ekosistem digital di Indonesia belum aman, dengan risiko kekerasan daring dan manipulasi yang tinggi. “Dalam konteks perlindungan anak, pemblokiran itu solusi awal. Namun, jangka panjang pemerintah harus bisa negosiasi dengan platform seperti Roblox untuk menghadirkan versi yang lebih ramah anak,” ujarnya, Jumat (8/8/2025).
Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zanatul Haeri juga mendukung pemblokiran. Menurutnya, Roblox tidak memiliki batasan jelas antara interaksi anak dan pengguna dewasa, yang bisa memicu risiko kekerasan.
Baca Juga : Menkomdigi Belum Blokir Roblox, Akan Tunggu Evaluasi Dirjen Digital
Ancaman Yang Mengintai Anak Melalui Roblox
Bahaya atau Ancaman Roblox itu bukan isapan jempol. Juli lalu, Polda Kaltim menangkap AMZ, pria asal Balikpapan yang diduga menjadi predator anak lintas negara. Ia memeras secara seksual seorang remaja 15 tahun asal Swedia yang dikenalnya melalui Roblox. Barang bukti yang diamankan termasuk akun media sosial dan akun Roblox pelaku.
Laporan Bloomberg mencatat, sejak 2018 polisi AS telah menangkap lebih dari dua lusin orang terkait penculikan dan pelecehan anak yang berawal dari Roblox. Beberapa pelaku bahkan merupakan aparat keamanan, guru, dan tenaga kesehatan.
Penelitian dari Revealing Reality yang dimuat The Guardian juga menunjukkan banyak anak tak sadar sedang berinteraksi dengan orang dewasa di Roblox. Identitas mudah dimanipulasi, dan modus yang digunakan predator sering dimulai lewat roleplay sebelum mengarah ke perilaku seksual terselubung.
Meski Roblox mengklaim memiliki filter dan sistem moderasi, para pemerhati anak menilai upaya itu belum cukup. Pemblokiran mungkin memberi efek jangka pendek, namun literasi digital anak dan orang tua tetap menjadi kunci perlindungan di era digital. (Aye)