Banjir Besar Probolinggo Rendam Ribuan Rumah dan Putuskan Jembatan
Share

SUARAGONG.COM – Banjir besar probolinggo telah rendam ribuan rumah! Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Probolinggo selama hampir enam jam pada Senin, 10 Maret 2025, membawa bencana bagi warga setempat. Ribuan rumah terendam banjir, bahkan ada jembatan yang putus terbawa arus deras. Kejadian ini tentu saja membuat warga panik, terutama karena terjadi saat mereka tengah bersiap berbuka puasa.
Banjir terparah dilaporkan melanda pemukiman warga di dua kecamatan, yakni Krejengan dan Gading. Di Kecamatan Krejengan, rumah warga di Desa Tanjungsari, Opo-opo, dan Patemon terendam banjir. Sementara itu, di Kecamatan Gading, Desa Sumbersecang menjadi daerah yang terdampak paling parah.
Derita Warga yang Berjuang di Tengah Banjir
Banjir kali ini disebabkan oleh luapan Kali Rondoningo yang tak mampu menampung debit air yang meningkat drastis. Akibatnya, air meluap ke permukiman dan menyebabkan banyak warga kesulitan beraktivitas. Ali Imron, seorang warga Desa Patemon, mengungkapkan bahwa saat dirinya pulang dari Krejengan, hujan deras membuat banjir semakin meluas.
Baca Juga: Waspada Genangan, Pemkot Probolinggo Normalisasi Drainase
“Pulang dari Krejengan, hujan deras banget, sampai-sampai banjirnya besar sekali,” kata Ali.
Tak hanya merendam rumah, derasnya arus air juga menggerus jalan desa hingga menyebabkan longsor. Akibatnya, akses transportasi terputus dan kendaraan roda empat tidak bisa melintas. Situasi ini tentu menyulitkan warga yang ingin bepergian atau mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Di barat rumah saya ini, jalannya longsor parah, mobil sudah pasti nggak bisa lewat,” tambah Ali.
Baca Juga: Akses Warga Terputus, Pemkab Probolinggo Bangun Jembatan Darurat
Di Desa Sumbersecang, kondisi lebih parah lagi. Selain rumah-rumah warga yang terendam banjir, jembatan penghubung antara Desa Satrean dan Sumbersecang juga putus total. Hal ini membuat akses antara dua desa tersebut lumpuh. Seorang warga setempat, Nadiryanto, menyampaikan bahwa putusnya jembatan ini membuat warga kesulitan berpindah dari satu desa ke desa lainnya.
“Jembatan yang menghubungkan Desa Satrean ke Sumbersecang sudah habis, hanyut kebawa arus,” ujar Nadiryanto.
Banjir dan Dampaknya bagi Warga
Kondisi ini tentu menyisakan banyak masalah bagi warga setempat. Selain harus menghadapi rumah yang terendam air, mereka juga harus mencari cara untuk bertahan di tengah bencana. Sebagian warga berusaha menyelamatkan barang-barang berharga mereka, sementara yang lain hanya bisa pasrah menunggu air surut.
Baca Juga: Banjir & Longsor Probolinggo: Jembatan Putus, Warga Terisolir
Tidak hanya itu, bagi warga yang tengah menjalankan ibadah puasa, musibah ini menjadi cobaan berat. Mereka harus berbuka puasa di tengah kondisi darurat, dengan makanan seadanya karena dapur mereka terendam air. Beberapa keluarga bahkan terpaksa mengungsi ke rumah tetangga atau sanak saudara yang berada di lokasi lebih tinggi.
“Saat banjir datang, saya lagi siap-siap berbuka puasa. Tapi tiba-tiba air masuk rumah, jadi malah sibuk selamatkan barang-barang,” kata seorang warga Desa Opo-opo. (duh/PGN)
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News