Type to search

Pemerintahan

Banyuwangi Jadi Lokasi Uji Coba Digitalisasi Bansos

Share
Kabupaten ujung timur Pulau Jawa, Banyuwangi dipilih sebagai lokasi pertama uji coba program digitalisasi bantuan sosial (bansos).

SUARAGONG.COM – Banyuwangi akan jadi sorotan nasional pada September 2025 mendatang. Pasalnya, kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini dipilih sebagai lokasi pertama uji coba program digitalisasi bantuan sosial (bansos). Rencananya, peresmian uji coba tersebut bakal dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada pekan ketiga September.

Banyuwangi Jadi Pilot Project Digitalisasi Bansos 2025

Program ini merupakan langkah awal dari implementasi Perpres Nomor 83 Tahun 2025 tentang Komite Reformasi Digital Pemerintah, sekaligus penerapan Government Technology (GovTech) yang memanfaatkan artificial intelligence (AI). Harapannya, digitalisasi mampu membuat distribusi bansos lebih cepat, tepat sasaran, sekaligus efisien dari segi anggaran.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) sekaligus Ketua Komite Reformasi Digital, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa terobosan ini adalah langkah besar. Menurutnya, pemanfaatan teknologi digital dalam menyalurkan bansos akan sangat membantu pemerintah memastikan bantuan benar-benar diterima oleh warga yang berhak.

“Saya berterima kasih kepada Menteri Sosial karena ini akan mengurangi kemiskinan sangat signifikan kalau semua targeted dengan baik,” ujar Luhut usai Rapat Pleno Perdana Komite Percepatan Transformasi Digital Pemerintah di Jakarta, Selasa (26/8/2025).

Baca Juga : 45% Bansos Nyasar, Digitalisasi Disebut Bisa “Hilangkan” 34 Juta Orang Miskin

Dikatakan Bisa Menghemat Anggaran Rp500 triliun

Luhut juga menyebut, sistem digitalisasi ini akan menghemat anggaran hingga Rp500 triliun lebih jika diterapkan secara menyeluruh, tidak hanya pada bansos, tapi juga subsidi dan program bantuan lainnya. Bahkan, ia menambahkan, penyaluran bansos yang presisi bisa menyumbang 0,3–0,4 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menekankan bahwa langkah digitalisasi bansos ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden. Ia menyebut, selama ini masih ada sekitar 45 persen penyaluran bansos yang tidak tepat sasaran alias mistargeted. Dengan digitalisasi, masalah ini diharapkan bisa ditekan.

Baca Juga : Mensos Ungkap 600 Ribu Penerima Bansos Terindikasi Judi Online

Partisipasi Masyarakat Diperlukan

Gus Ipul juga mengajak masyarakat untuk tidak hanya menjadi penerima pasif, tetapi ikut aktif memperbarui data penerima bansos. Sistem digital yang dibangun pemerintah memberi ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan usul atau sanggahan terhadap data penerima, yang nantinya akan disaring secara otomatis.

“Saya ingin mengajak masyarakat, jangan hanya mengeluh, jangan hanya protes, tapi juga aktif untuk ikut memutakhirkan data. Kalau banyak gerakan ini dilakukan, maka data kita makin akurat dan bantuan makin tepat sasaran,” kata Gus Ipul.

Rapat pleno yang membahas uji coba digitalisasi bansos ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi. Antara lain Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Menteri PAN-RB Rini Widyantini, Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, hingga Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Nugroho Sulistyo Budi. Hadir pula Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang daerahnya akan menjadi lokasi pertama penerapan program ini.

Jika uji coba di Banyuwangi berjalan sukses, pemerintah berencana memperluas digitalisasi bansos ke daerah-daerah lain di Indonesia. Dengan begitu, penyaluran bantuan bisa semakin transparan, akuntabel, dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh rakyat kecil yang membutuhkan. (Aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69