Type to search

Gaya Hidup Jombang

Dari Wonosalam Jombang untuk Budaya Nusantara

Share
Tariske Valentine membuat barongan jepaplok

SUARAGONG.COM – Di tengah gempuran budaya modern, Tariske Valentine (23), warga Dusun Sanggar, Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam, Jombang, tetap teguh menjaga seni tradisional Barongan Jepaplok. Topeng khas pertunjukan tradisional Jawa ini tidak hanya menjadi karya seni, tapi juga simbol pelestarian budaya yang terus ia rawat sejak sembilan tahun terakhir.

Tariske bukan hanya membuat barongan untuk dijual, tapi juga punya misi besar, yaitu menjaga warisan leluhur agar tetap hidup dan dicintai generasi muda. Dengan bahan kayu waru krisik yang diukir dengan detail tinggi dan cat warna-warni yang mencolok, Tariske berhasil menghasilkan barongan yang diminati hingga luar pulau.

”Saya ingin orang-orang tahu bahwa barongan bukan cuma topeng, tapi juga bagian dari identitas budaya kita,” ujarnya, Minggu (27/7/2025).

Filosofi di Balik Wajah Barongan Jepaplok

Menurut Tariske, barongan jepaplok tidak dibuat sembarangan. Di dalamnya terkandung filosofi mendalam yang menggambarkan nilai-nilai budi pekerti. Kepala barong, misalnya, menggambarkan sosok naga yang mengenakan jamang (mahkota) dengan motif naga liman, simbol akulturasi dari tiga unsur mitologi: burung paksi, naga, dan gajah liman. Karakter barong itu sendiri biasanya digambarkan sebagai raja dengan watak keras dan kuat.

”Maknanya dalam banget. Jadi setiap bagian dari barong jepaplok punya cerita. Saya ingin setiap orang yang membeli karya saya bisa merasakan nilai-nilai itu juga,” jelasnya.

Proses pembuatan satu barongan bisa memakan waktu hingga satu bulan, tergantung tingkat kerumitannya. Kesulitan paling utama menurut Tariske adalah menciptakan bentuk kepala barong yang simetris antara kanan dan kiri. Tak heran jika harga satu set barongan bisa mencapai Rp4 juta hingga Rp7,5 juta, belum termasuk kostum pelengkap.

Baca juga: Gelar Budaya Larasati 2 Semarak Kuliner dan Seni Pecinan Probolinggo

Peminat dari Jawa hingga Kalimantan

Karya Tariske telah melanglang buana hingga ke Kalimantan dan Sumatera. Selain Jombang, ia juga menerima banyak pesanan dari Kediri, Mojokerto, hingga Surabaya. Puncak permintaan biasanya terjadi pada bulan Juni sampai Agustus, menjelang perayaan Hari Kemerdekaan yang identik dengan pertunjukan kesenian tradisional.

”Biasanya pemesanan ramai jelang Agustusan karena banyak yang menggelar pentas seni dan karnaval. Itu momen barongan banyak dicari,” imbuhnya.

Baca juga: Kabar Baik Seniman Malang, Gedung Kesenian Akan Dibangun di Kepanjen

Melestarikan Budaya, Menjaga Identitas Bangsa

Apa yang dilakukan Tariske Valentine bukan hanya tentang kerajinan tangan, tetapi juga tentang mempertahankan budaya Indonesia dari kepunahan. Di era digital seperti sekarang, semakin sedikit generasi muda yang tertarik pada kesenian tradisional. Padahal, budaya seperti barongan memiliki nilai historis dan edukatif yang sangat tinggi.

Dengan terus melestarikan seni barongan, generasi muda seperti Tariske telah menunjukkan bahwa warisan leluhur tetap bisa hidup berdampingan dengan kemajuan zaman. Upaya kecil seperti ini sangat berarti untuk menjaga identitas budaya bangsa agar tetap lestari dan membanggakan di mata dunia. (rfr)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *