Baru Mulai, Program Sekolah Rakyat Jombang Hadapi Masalah
Share
SUARAGONG.COM – Program Sekolah Rakyat Terintegrasi Kabupaten Jombang yang baru dimulai sejak 14 Juli 2025, Namun saat ini tengah menghadapi tantangan awal. Baru berjalan tiga minggu, satu siswa dan satu guru di SKB Mojoagung dilaporkan mengundurkan diri dari kegiatan belajar mengajar.
Baru Dimulai, Sekolah Rakyat Jombang Sudah Hadapi Tantangan Awal
Kepala Sekolah Rakyat Jombang, Andik Minarto, membenarkan informasi tersebut. Ia menyebutkan bahwa satu siswa memutuskan mundur karena merasa belum nyaman berada di lingkungan baru.
”Faktornya karena homesick atau belum kerasan. Tapi kami masih terus berupaya melakukan pendekatan agar dia bisa kembali,” terang Andik, Senin (28/7/2025).
Meskipun begitu, pihak sekolah tidak langsung menutup kemungkinan kembalinya siswa tersebut. Proses pendekatan terus dilakukan secara persuasif dengan harapan si anak bisa menyesuaikan diri dan kembali belajar bersama teman-temannya.
Baca Juga :Sekolah Rakyat Kediri Harapan Baru untuk Anak dari Keluarga Tidak Mampu
Guru Agama Islam Mundur, Status ASN Jadi Pertimbangan
Selain siswa, satu guru di Sekolah Rakyat Jombang juga dilaporkan mengundurkan diri. Guru yang mengampu mata pelajaran Agama Islam tersebut diketahui merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Kementerian Agama.
”Kami belum tahu pasti alasan pengunduran dirinya karena beliau langsung menyatakan mundur. Tapi karena statusnya ASN Kemenag, kemungkinan besar beliau akan kembali ke sekolah asalnya,” jelas Andik.
Untuk mengisi kekosongan guru tersebut, pihak sekolah disebut sedang menyusun langkah antisipasi, termasuk kemungkinan penunjukan pengganti. Pemkab Jombang melalui Dinas Sosial juga ikut memantau perkembangan ini agar proses pembelajaran tidak terganggu.
Baca Juga : Sekolah Rakyat Jombang Segera Dibangun Pemkab Siapkan Lahan di Tunggorono
Tahap Matrikulasi Masih Berjalan
Saat ini, para siswa Sekolah Rakyat Jombang masih menjalani masa matrikulasi dan pengenalan lingkungan sekolah. Tahapan ini penting sebagai proses adaptasi sebelum siswa masuk ke sistem pembelajaran utama.
”Ya, masih tahap matrikulasi. Ini dirancang supaya siswa lebih nyaman dan paham cara belajar di sini,” jelas Andik.
Menanggapi siswa yang mengundurkan diri, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jombang, Hari Purnomo, menyatakan bahwa pihaknya sudah turun tangan.
”Kami sudah melakukan pendekatan persuasif, harapannya siswa bisa kembali bergabung,” ujar Hari.
*Sekolah Rakyat Jombang: Alternatif Pendidikan dengan Sentuhan Baru*
Sekolah Rakyat Terintegrasi di Jombang digagas sebagai alternatif pendidikan berbasis karakter, kreativitas, dan inklusi sosial. Dengan pendekatan nonkonvensional, program ini bertujuan menciptakan ruang belajar yang lebih ramah dan membumi bagi siswa dari berbagai latar belakang.
Meski menghadapi tantangan di awal perjalanan, semangat membangun sistem pendidikan yang lebih manusiawi masih terus menyala. Semua pihak berharap, program ini bisa menjadi tonggak pendidikan baru yang benar-benar menyentuh kebutuhan anak-anak dan masyarakat Jombang. (rfr/aye)

