BMKG Ingatkan Potensi Banjir & Longsor saat Puncak Musim Hujan
Share

SUARAGONG.COM – Musim hujan sudah mulai menunjukkan tanda-tandanya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi banjir dan longsor yang bisa datang bergelombang, seiring puncak musim hujan yang berbeda-beda di tiap wilayah Indonesia.
Waspada Banjir & Longsor di Puncak Musim Hujan November-Desember
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, wilayah Sumatera dan Kalimantan diperkirakan mengalami puncak hujan pada November hingga Desember 2025. Sementara Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua baru akan menghadapi puncak intensitas hujan pada Januari hingga Februari 2026.
“Dengan begitu potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor ini tidak serempak, tetapi bergelombang, mengikuti periode puncak hujan masing-masing wilayah,” kata Dwikorita, Sabtu (13/9/2025).
Baca Juga : BMKG: Akhir Pekan Indonesia Diguyur Hujan!
Hujan Bisa Ekstrem Meski Diprediksi Normal
Walau sebagian besar daerah akan mengalami sifat hujan normal, BMKG mengingatkan potensi ekstrem tetap ada. Contohnya, Bali sempat dilanda banjir besar disertai longsor ketika curah hujan setara satu bulan penuh turun hanya dalam sehari dengan intensitas mencapai 380 milimeter.
“Apa yang terjadi di Bali patut menjadi pelajaran bagi kita semua,” tegasnya.
Baca Juga : Bali Kena Banjir Lagi?
Daerah yang Harus Ekstra Waspada
BMKG memprediksi curah hujan di atas normal berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jawa bagian barat. Kondisi ini dinilai perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah hingga level desa, termasuk menyiapkan jalur evakuasi, membersihkan saluran air, serta mengedukasi masyarakat di daerah rawan bencana.
Selain itu, sektor pertanian diimbau menyesuaikan pola tanam agar tidak bertabrakan dengan puncak hujan, sementara sektor energi didorong mengoptimalkan pengelolaan waduk sejak dini.
Baca Juga : Dinkes Kabupaten Malang Waspadai Persebaran DBD
Dampak Kesehatan Juga Mengintai
BMKG juga memberi peringatan kepada sektor kesehatan. Tingginya kelembapan udara, yang bisa mencapai lebih dari 80 persen pada Desember 2025 hingga Januari 2026. Hal ini berpotensi meningkatkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Yang terpenting adalah bagaimana masyarakat bisa terlibat aktif sehingga dampak yang ditimbulkan bisa diminimalisir sekecil-kecilnya,” ujar Dwikorita. (Rilis BMKG) (Aye/sg)