Malang, Suaragong – Sekarang telah memasuki musim penghujan dimana Puncak Musim Hujan 2023/2024 di Indonesia sebagian besar wilayah diprakirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2024. Namun pada bulan-bulan ini khususnya februari, terdapat hari-hari penting yaitu Pemilihan Umum (Pemilu) dan hari libur nasional yaitu Tahun Baru Imlek.
Pihak BMKG mengungkapkan bahwa pada hari itu dimungkinkan akan diguyur hujan. Data pada Laman BMKG untuk di Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili yang tepatnya pada tanggal 10 Februari 2024 serta hari penting yaitu Pemilihan Umum (Pemilu) pada tanggal 14 Februari 2024. prakirakan kondisi cuaca akan cukup dinamis atau beberapa kali mengalami perubahan, sehingga kepada masyarakat perlu menjadi perhatian.
Meninjau Dinamika Atmosfer yang di monitori oleh BMKG bahwa, fenomena atmosfer yang terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia antara lain.
- Aktivitas Monsun Asia yang mempengaruhi wilayah potensi pembentukan hujan di wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Selatan
- Masih aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah dan timur turut memicu pembentukan awan hujan.
- Terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Selatan termasuk Sumatra, Jawa, dan Kalimantan sebagai dampak dari penguatan angin Monsun Asia.
Maka melihat hal itu, perlu diperhatikan bahwa dimungkinkan ADA POTENSI HUJAN pada bulan Februari. Antaranya terjadi di beberapa daerah mulai dengan intensitas hujan SEDANG – LEBAT, Yaitu :
Periode Imlek 10 Februari 2024 :
Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat ,Kalimantan Tengah ,Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat, Papua
Baca juga : Himbauan BMKG: 76% Daerah Masuk Musim Hujan!
Periode Pemilu 13-15 Februari 2024 :
Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Riau, Jambi, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Papua Barat, Papua.
Dari Pihak BMKG menyarankan dan menghimbau kepada masyarakat untuk mempersiapkan hal-hal dalam mengantisipasi antara lain:
- Pastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
- Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
- Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang, serta papan reklame/baliho agar tidak roboh tertiup angin kencang.
- Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.
- Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.
(Aye/sg)
Comments 1