MALANG, SUARAGONG.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, belum bisa melakukan penambahan rambu petunjuk jalur evakuasi karena keterbatasan anggaran di tahun 2024 ini. Meski keberadaan rambu tersebut dinilai penting sebagai salah satu langkah mitigasi bencana.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Malang Zainuddin menerangkan, dibandingkan dengan tahun 2023 lalu, anggarannya lebih kecil tahun ini. Sehingga hanya bisa untuk membentuk FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana).
“Selain itu kami melakukan berbagai upaya seperti pengajuan ke BPBD Provinsi Jatim, BNPB, hingga mengundang keterlibatan akademis perguruan tinggi dan swasta,” kata Zainudin.
Dari data BPBD Kabupaten Malang, sudah ada sekitar 748 rambu jalur evakuasi yang terpasang. Jumlah tersebut terakumulasi termasuk yang merupakan bantuan BNPB, BPBD Provinsi Jatim, dan pemasangan oleh BPBD Kabupaten Malang sejak 2017-2023.
Zainuddin menegaskan, sebenarnya idealnya dalam satu desa itu ada sekitar sepuluh rambu petunjuk jalur evakuasi. Baik itu di tempat wisata, sekolah maupun di tempat-tempat yang rawan terjadi bencana alam. Maka, jika diterapkan pada 390 desa dan kelurahan yang tersebar di Kabupaten Malang, maka membutuhkan sekitar 3.900 titik pemasangan. Namun yang terpasang hingga tahun 2023 masih 738 rambu.
Maka dari itu, ia berupaya bisa terlaksana dalam setiap tahun penambahan jalur evakuasi tersebut. Namun, karena keterbatasan anggaran, tahun ini belum bisa melakukan pemasangan. Untuk tahun 2023 sendiri, BPBD sudah melakukan penambahan papan rambu jalur evakuasi di empat desa yang tersebar pada empat kecamatan.
Baca juga : Tim Reaksi Cepat BPBD Kota Batu Bersihkan Sisa Pohon Roboh
“Jumlahnya ada 40 titik jalur evakuasi, dengan masing-masing titik ada 10 jalur evakuasi di setiap desa,” katanya. Empat Kecamatan dan desa itu yakni Kecamatan Sumberpucung terpasang di Desa Jatiguwi, kemudian Kecamatan Dau terpasang di Desa Mulyoagung. Kemudian Kecamatan Kalipare terpasang di Sumberpetung. Dan Kecamatan Ngantang terpasang di Desa Jombok.
“Perhitungannya melalui tim forum untuk membuat jalur evakuasi dengan mengidentifikasi jenis amcaman dan apa yang dilakukan. Pembentukan titik kumpul dimana. Dari identifikasi dan penyusunan jalur itu FPRB didampingi fasilitator daerah BPBD menyusun lokasi evakuasi yang aman dan skenarionya,” pungkasnya. (nif/man)
Comments 1