KEDIRI, SUARAGONG.COM – Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Kediri, Jawa Timur, baru-baru ini menemukan jajanan asal China, latiao, masih dijual bebas di beberapa toko jajanan di Kota Kediri. Menyikapi hal ini, pihaknya meminta agar produk tersebut segera ditarik dari rak dagangan.
Tito Veriyanto, Pejabat Pengawas Farmasi Makanan Ahli Muda Balai POM di Kediri, mengungkapkan bahwa timnya melakukan inspeksi di berbagai toko di Kota dan Kabupaten Kediri. Hasilnya, mereka menemukan delapan produk latiao yang dijual dan langsung meminta pengembalian kepada distributor. “Kami menemukan delapan produk, semuanya kami minta untuk dikembalikan ke distributor, sesuai perintah yang ada,” ujarnya setelah melakukan sidak di sejumlah toko jajanan di Kediri pada hari Senin.
Latiao ditemukan dijual di toko jajanan yang terletak di Jalan Pattimura, Kota Kediri. Namun, dalam penelusuran di Kabupaten Kediri, petugas tidak menemukan distributor yang menjual produk tersebut. Pihak Balai POM menekankan pentingnya memastikan keamanan pangan dan kesehatan masyarakat dengan menarik produk yang tidak memenuhi standar.
Tito menjelaskan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menarik empat produk jajanan asal China, yaitu Luvmi Hot Spicy Latiao, C&J Candy Joy Latiao, KK Boy Latiao, dan Lianggui Latiao. Di Kediri, pihaknya menemukan produk C&J Candy Joy Latiao yang masih beredar.
Ia menambahkan bahwa pihak BPOM telah mengimbau para pedagang untuk menahan penjualan produk tersebut. “Kami tidak melakukan penyitaan karena ada imbauan untuk menarik produk. Jika disita, maka produk tidak dapat dikembalikan,” jelasnya. Ia menekankan pentingnya imbauan ini agar produk tidak dijual hingga pemeriksaan dan pengujian final dilakukan. Para pedagang di toko juga telah menerima imbauan untuk melakukan penarikan.
Baca juga : BPOM Tarik 73 Produk Jajanan La Tiao Asal China
Sebagai informasi, BPOM RI telah menarik 73 produk jajanan latiao yang viral asal China, yang terkait dengan kasus keracunan pangan di tujuh daerah. Banyak korban melaporkan gejala seperti mual dan muntah, bahkan memerlukan perawatan lebih lanjut setelah mengonsumsi jajanan tersebut.
BPOM telah melakukan pemeriksaan terhadap produk-produk ini dan menemukan bakteri Bacillus cereus, yang dapat menghasilkan toksin dan sering menjadi penyebab keracunan makanan. Bakteri ini juga dapat mengakibatkan infeksi di luar saluran pencernaan dan diketahui mampu bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan. Toksin yang dihasilkan, termasuk enterotoksin dan toksin emetik (cereulide), dapat menyebabkan muntah dan merusak jaringan tubuh.
BPOM RI terus melakukan pengujian sampel, dan hingga saat ini, baru ada empat merek yang teridentifikasi positif cemaran. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news