Type to search

News

Bromo Sunset Music and Culture Angkat Budaya Lokal

Share
Caption foto: Bupati Probolinggo Gus dr Mohammad Haris mencicipi sajian UMKM lokal di kawasan Seruni Point, Jum’at (25/7/2025) (Duh).

SUARAGONG.COM – Gelaran Bromo Sunset Music and Culture kembali digelar di kawasan wisata Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jumat 25/7/2025. Memasuki episode keempat, acara ini kembali memikat perhatian masyarakat dan wisatawan dengan pertunjukan musik dan budaya yang dikemas apik berlatar kemegahan alam Bromo.

Keindahan Senja Bromo Menjadi Panggung Bromo Sunset Music and Culture

Berlokasi di amphitheater Seruni Point, acara yang dimulai saat matahari mulai condong ke barat ini menyajikan panorama sunset khas lautan pasir Bromo sebagai latar pertunjukan. Semilir angin musim kemarau menyatu dengan alunan musik dan tari-tarian budaya, menciptakan atmosfer yang hangat dan syahdu.

Acara ini digelar secara rutin setiap bulan sebagai bentuk inovasi wisata baru di kawasan Bromo Tengger Semeru. Daya tariknya tidak hanya pada keindahan alam, tetapi juga keberhasilan menyatukan unsur seni musik dan budaya daerah.

Baca Juga :Bank Jatim JConnect Run Soerabaja 10K 2025

Jazz dan Sendratari Warnai Pentas Budaya

Pada edisi keempat ini, Bromo Sunset Music and Culture menyuguhkan musik beraliran jazz dari para peserta Bromo Jazz Camp. Musik jazz yang bernuansa santai dan kontemplatif membawa pengalaman berbeda bagi para penikmat seni di alam terbuka.

Tak hanya itu, sendratari kolaboratif antara Sanggar Trigerta dan Ayodya Bahuwarna turut memperkaya isi acara. Sendratari ini mengangkat kisah legenda dari tanah Gending, salah satu daerah bersejarah di Kabupaten Probolinggo. Nuansa musikal dan gerak tari yang disuguhkan menghadirkan narasi budaya yang menggugah dan menghibur.

Bupati Probolinggo, dr. H. Mohammad Haris, SpPD, FINASIM, turut hadir dan mengapresiasi penyelenggaraan acara ini. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan pentingnya sinergi antara pariwisata dan kebudayaan dalam pembangunan daerah.

“Konsep even ini combine antara tourism dan culture, jadi disini kita tidak hanya melihat panorama alam, tapi juga menikmati suguhan kekayaan budaya bumi Banger dan Tengger,” ungkap Gus Haris, sapaan akrab Bupati Probolinggo, dilansir Suaragong.com dari wawancara langsung di lokasi acara.

Ia menambahkan bahwa Bromo tidak hanya menyimpan pesona alam, tetapi juga kekayaan budaya dan cerita rakyat yang belum banyak diangkat. “Di antaranya ada Gunung Argopuro dan Dewi Rengganis, legenda Joko Tarub dan Panji Laras. Semua ini bisa menjadi pertunjukan sendratari yang menarik wisatawan,” imbuhnya.

Gus Haris berharap event ini bisa menjadi tradisi tetap dan memperkuat daya tarik kawasan Jembatan Kaca Bromo. Menurutnya, keberadaan event budaya mampu mendongkrak sektor UMKM serta menjadi media promosi budaya lokal Probolinggo ke tingkat nasional bahkan internasional.

Baca Juga :My Chemical Romance Jadi Headliner Hammersonic 2026

Komitmen Polres Dukung Keamanan dan Pariwisata

Kapolres Probolinggo AKBP M. Wahyudin Latif yang turut hadir juga memberikan pernyataan positif terhadap penyelenggaraan acara ini. Ia menyatakan komitmen penuh Polres Probolinggo dalam mendukung keamanan dan kenyamanan wisatawan.

“Dari kami Polres Probolinggo tentunya akan menjamin kondusifitas dan keamanan. Harapannya masyarakat dapat merasa aman, dan nyaman sehingga iklim investasi di Probolinggo akan semakin meningkat,” jelasnya dilansir Suaragong.com dari keterangan resmi di sela acara.

Kapolres juga optimis bahwa Bromo Sunset Music and Culture dapat menjadi ikon wisata baru yang diminati tak hanya oleh wisatawan domestik tetapi juga mancanegara. Ia menilai acara ini memiliki potensi besar jika terus dikembangkan secara konsisten.

Peluang UMKM dan Kolaborasi Nasional

Dalam kesempatan yang sama, Gus Haris juga menyampaikan bahwa acara ini akan membuka peluang besar bagi pelaku UMKM lokal. Ia mengungkapkan rencana ke depan untuk menghadirkan tenant–tenant dari luar daerah seperti Jakarta untuk memperkaya keberagaman produk dan kuliner yang ditawarkan kepada wisatawan.

Hal ini tidak hanya akan memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat sekitar, namun juga membuka ruang kolaborasi yang lebih luas dalam sektor industri kreatif.

Dengan berbagai suguhan seni musik, budaya, dan kuliner, Bromo Sunset Music and Culture tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga media pelestarian budaya dan penggerak ekonomi kreatif lokal.

Keberhasilan acara ini tidak lepas dari peran aktif komunitas seni dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo. Kolaborasi lintas sektor inilah yang menjadikan gelaran budaya ini hidup dan dinamis.

Dengan pendekatan partisipatif, event ini mampu mengangkat kisah-kisah lokal menjadi pertunjukan yang bermakna dan bernilai jual tinggi. Inilah salah satu kekuatan pariwisata berbasis budaya yang kini mulai menjadi perhatian utama pemerintah daerah.

Bromo Sunset Music and Culture terbukti mampu membawa warna baru dalam promosi wisata Kabupaten Probolinggo. Semangat kolaboratif ini menjadi fondasi penting untuk membangun ekosistem pariwisata dan budaya yang berkelanjutan. (Duh/aye)

Tags:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69