Bupati Fawait Ajak Pelajar Budayakan Literasi, Hindari Pernikahan Dini
Share
SUARAGONG.COM – Tingginya angka kematian ibu dan bayi (AKI/AKB) di Kabupaten Jember masih menjadi perhatian serius. Salah satu faktor penyebabnya fenomena di jember ini adalah tingginya angka pernikahan dini yang berdampak langsung pada risiko kesehatan reproduksi. Upaya penyadaran kepada generasi muda pun terus dilakukan. Hal ini terlihat saat Bupati Jember Muhammad Fawait melakukan kunjungan ke SMPN 1 Kencong dalam rangkaian kegiatan Bunga Desaku, Sabtu (22/12/2025). Di hadapan ratusan siswa, Bupati menyampaikan pesan penting mengenai literasi dan resiko pernikahan dini.
Bupati Fawait Ajak Pelajar Tingkatkan Literasi dan Hindari Pernikahan Dini
Dalam sambutannya, Bupati Fawait mengaku bahagia melihat adanya komunitas guru yang aktif mengampanyekan kebiasaan menulis.
“Saya bahagia hari ini melihat ada komunitas guru yang mengkampanyekan senang menulis. Guru saya dulu pernah berkata bahwa kalau ingin sukses, kita harus banyak membaca dan banyak menulis. Itu yang saya pegang sampai hari ini,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Pemkab Jember akan memberikan dukungan kepada para guru, siswa, maupun masyarakat yang memiliki minat di bidang literasi, karya tulis, hingga pengembangan kreativitas. Menurutnya, penguatan budaya literasi adalah investasi sumber daya manusia yang sangat penting.
Pesan Penting: Jangan Menikah Muda
Selain mendorong budaya baca, Bupati Fawait juga menekankan pentingnya edukasi kesehatan reproduksi sejak usia sekolah. Ia menyampaikan hasil konsultasinya dengan dokter spesialis kandungan dan dokter anak, yang menyebutkan bahwa kehamilan di bawah usia 21 tahun sangat berisiko.
“Usia ideal untuk hamil adalah 21 sampai 35 tahun. Ini bagian dari upaya jangka panjang kita untuk menurunkan angka stunting serta AKI dan AKB di Kabupaten Jember,” tegasnya.
Menurutnya, penyampaian pesan ini kepada siswa SMP sangat penting agar mereka memiliki pemahaman lebih awal mengenai perencanaan pernikahan dan risiko kesehatan jika menikah terlalu muda.
Baca Juga : Pemkab Jember Akan Memperbaiki Pendataan Guru Ngaji
Program Bunga Desaku Jadi Ruang Edukasi
Kegiatan Bunga Desaku yang diinisiasi Pemkab Jember tidak hanya menjadi ruang temu warga, tetapi juga sarana edukasi langsung mengenai pembangunan manusia, beasiswa, kesehatan, dan pengembangan kualitas siswa.
Bupati berharap agar intervensi edukatif melalui sekolah-sekolah dapat memperkuat pemahaman pelajar mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi serta meningkatkan literasi.
Penurunan Angka Pernikahan Dini
Berdasarkan data, permohonan dispensasi nikah atau pernikahan dini di Kabupaten Jember pada 2024 tercatat 562 perkara, turun signifikan dibandingkan 2023 yang mencapai 1.362 perkara. Pemerintah berharap tren penurunan ini terus berlanjut seiring peningkatan penyadaran dan edukasi kepada masyarakat, khususnya kalangan remaja. (Rio/Aye)

