Bupati Fawait Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini di Jember
Share
SUARAGONG.COM – Pemerintah Kabupaten Jember terus menggalakkan upaya pencegahan pernikahan dini dengan mendorong generasi muda untuk fokus menempuh pendidikan. Langkah ini bertujuan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang unggul, sehat, dan berdaya saing di masa depan.
Bupati Jember, Gus Fawait Terjun Langsung Sosialisasi Cegah Pernikahan Dini di Jember
Bupati Jember Muhammad Fawait atau yang akrab disapa Gus Fawait, turun langsung melakukan sosialisasi pencegahan pernikahan dini kepada ratusan siswa SMP Negeri 1 Panti, Kecamatan Panti, pada Senin (27/10/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program Bunga Desaku yang digelar di wilayah tersebut.
“Anak-anak di Jember harus semangat belajar dan jangan terburu-buru menikah. Pemkab Jember sudah menyiapkan 20 ribu beasiswa agar mereka bisa melanjutkan sekolah setinggi-tingginya tanpa terkendala biaya,” ujar Gus Fawait dalam sambutannya.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan seseorang tidak ditentukan oleh asal-usul atau tempat tinggal, melainkan oleh kemauan belajar dan tekad untuk maju.
Pernikahan Dini Alami Tren
Data menunjukkan, angka pernikahan dini di Kabupaten Jember memang masih cukup tinggi. Namun, per Juni 2024 tercatat adanya penurunan signifikan dengan sekitar 483 pengajuan dispensasi kawin, turun 40% dari 1.362 kasus pada tahun 2023. Untuk 2025, data spesifik masih terbatas, namun tren penurunan diharapkan berlanjut seiring dengan berbagai program sosialisasi dan pengetatan pengajuan dispensasi kawin.
Fawait menilai, pernikahan dini menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi. Serta meningkatnya kasus stunting di Kabupaten Jember.
“Kami telah berdiskusi dengan banyak pihak. Termasuk tenaga ahli kebidanan, dan memang salah satu penyebab stunting adalah pernikahan dini. Karena itu, penting sekali bagi anak-anak kita untuk membangun kesadaran diri. Untuk menunda menikah hingga siap secara mental dan ekonomi,” tegasnya.
Selain peran pemerintah, Fawait juga menyoroti pentingnya peran guru. Khususnya guru Bimbingan Konseling (BK), dalam memberikan edukasi dan pendampingan kepada siswa.
“Semua guru punya peran penting dalam menanamkan nilai bahwa pernikahan dini memiliki banyak risiko. Baik dari sisi kesehatan maupun masa depan,” ujarnya.
Melalui program Bunga Desaku, Pemkab Jember berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi wadah edukatif untuk memperkuat pembangunan SDM sejak usia sekolah. Sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan kesiapan mental sebelum menikah. (Aye/sg)

