Type to search

News

Bupati Probolinggo Desak Bromo Tetap Dibuka Saat Lebaran

Share
Bupati Probolinggo Desak Bromo Tetap Dibuka Saat Lebaran Bupati Probolinggo Desak Bromo Tetap Dibuka Saat Lebaran/sc : Duh/Pers

SUARAGONG.COM – Kawasan wisata Gunung Bromo direncanakan akan ditutup sementara selama lima hari. Penutupan Bromo dimulai pada 28 Maret hingga 1 April 2025, bertepatan dengan momen Lebaran Idul Fitri. Keputusan ini menuai reaksi dari berbagai pihak, termasuk Bupati Probolinggo, dr. Muhammad Hari Damanhuri atau yang akrab disapa Gus Haris. Ia menegaskan bahwa wisata Bromo seharusnya tetap dibuka karena berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat sekitar.

Bupati Probolinggo Ingin Bromo Buka di Libur Lebaran

Hal ini disampaikan Gus Haris saat menerima kunjungan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK RI, Satyawan Pudyatmoko, di kediamannya. Turut hadir dalam pertemuan tersebut beberapa kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), serta Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur, Nur Patria Kumara.

Menurut Gus Haris, penutupan Gunung Bromo pada momen Lebaran akan berdampak langsung terhadap pelaku wisata dan masyarakat Suku Tengger yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata. Ia menegaskan bahwa bagi mereka, Lebaran adalah musim ramai wisatawan, sehingga menjadi kesempatan emas untuk mencari rezeki. Jika Bromo ditutup, banyak pelaku usaha akan kehilangan mata pencaharian dalam waktu yang seharusnya menguntungkan bagi mereka.

Baca Juga : Wisata Gunung Bromo Tutup Saat Nyepi dan Idul Fitri, Cek Jadwalnya

Dampak Besar bagi Pelaku Wisata

Penutupan ini sudah mulai dirasakan oleh pelaku usaha di sekitar Bromo. Pemilik usaha travel Bromo Guide, Abdul Qodir Al Jallani, mengaku telah menerima pembatalan dari beberapa tamunya yang berasal dari Jakarta dan luar negeri. Banyak wisatawan yang kecewa setelah mengetahui kawasan wisata ini ditutup pada Lebaran.

“Sudah ada beberapa tamu yang cancel karena mereka sudah mengatur jadwal dan membayar uang muka. Ini tentu merugikan kami,” ujar Abdul Qodir.

Ia menambahkan bahwa momen libur Lebaran adalah waktu emas bagi bisnis wisata di kawasan Bromo. Jika penutupan tetap dilakukan, pelaku usaha kecil seperti dirinya akan mengalami kerugian.

Baca Juga : Desak Polri dan BNN Ungkap Aktor di Balik Ladang Ganja di Bromo

Membangun Komunikasi yang Lebih Baik

Dirjen KSDAE, Prof. Satyawan Pudyatmoko, menyatakan bahwa pihaknya hadir untuk menjembatani komunikasi antara Pemkab Probolinggo dan TNBTS. Ia menekankan pentingnya dialog terbuka dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk para tetua adat Tengger.

“TNBTS perlu membangun komunikasi yang lebih baik dengan semua pihak agar setiap kebijakan bisa diterima dengan lebih bijak oleh masyarakat,” ungkapnya.

Namun, upaya Pemkab Probolinggo untuk memperjuangkan kepentingan warganya patut diapresiasi. Jika wisata Bromo tetap dibuka, hal ini tentu akan menjadi kabar baik bagi pelaku usaha dan masyarakat yang bergantung pada sektor pariwisata di kawasan tersebut. (Duh/aye)

Baca Juga Artikel Berita Lain Dari Suaragong di Google News

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *