Suaragong – Kinerja sektor ekonomi kreatif Indonesia pada triwulan pertama 2024 menunjukkan hasil yang positif. Nilai tambah ekonomi kreatif diperkirakan mencapai Rp749,58 triliun. Setara dengan 55,65 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp1.347 triliun untuk tahun ini. Capaian ekonomi kreatif menjadi indikasi kuat bahwa sektor ini berpotensi untuk memenuhi target akhir tahun. Bahkan melebihi jika pertumbuhan berlanjut sesuai harapan.
Ekonomi kreatif triwulan 2024 menunjukkan peningkatan signifikan. Hal ini didorong oleh inovasi digital dan kolaborasi antarindustri. Sektor seperti fashion, kuliner, dan animasi mencatat pertumbuhan pesat. Sehingga memperkuat kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional. Dukungan pemerintah dalam bentuk insentif dan pelatihan turut mendorong capaian ini.
Dalam konferensi pers “The Weekly Brief With Sandi Uno” yang diselenggarakan di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Nia Niscaya, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, menyatakan optimisme terhadap capaian semester kedua.
“Kami berharap semester kedua akan menunjukkan hasil yang lebih baik, dan jika memungkinkan, bisa melampaui target yang ada.” Ujarnya.
Baca juga: 4 Tren Ekonomi Kreatif Yang Diprediksi Berkembang Di Tahun 2024
Tiga Sektor Utama Capaian Ekonomi Kreatif
Nia Niscaya menjelaskan bahwa tiga sektor utama yang memberikan kontribusi besar terhadap nilai tambah ekonomi kreatif adalah kuliner, fashion, dan kriya. Data dari Deputi Bidang Kebijakan Strategi Kemenparekraf/Baparekraf mengungkapkan bahwa sektor-sektor ini memiliki potensi besar dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi kreatif. Penilaian ini didasarkan pada survei yang dilakukan kepada pelaku industri kreatif.
Dalam hal ekspor, pemerintah menargetkan kontribusi sektor ekonomi kreatif mencapai 27,53 miliar dolar AS. Pada semester pertama 2024, nilai ekspor ekonomi kreatif tercatat sebesar 12,36 miliar dolar AS. Capaian ekonomi kreatif tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 4,46 persen. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini dipicu oleh naiknya permintaan ekspor di sektor kriya dan fesyen.
Sektor fashion mendominasi nilai ekspor ekonomi kreatif dengan total 6.767,62 juta dolar AS. Diikuti oleh kriya dengan 4.755,79 juta dolar AS. Sementara itu, kuliner dan penerbitan masing-masing menyumbang 829,66 juta dolar AS dan 6,15 juta dolar AS.
Negara-negara utama tujuan ekspor termasuk Amerika Serikat, Swiss, Jepang, Hongkong, dan India. Pencapaian ini menunjukkan bahwa sektor ekonomi kreatif tidak hanya berperan penting di pasar domestik tetapi juga memiliki daya saing di pasar internasional. (Ind/rfr)