Cara untuk Berhenti Membenci Diri Sendiri
Share

SUARAGONG.COM – Pernahkah kamu merasa seperti tidak cukup baik? Seperti apapun yang kamu lakukan, tetap saja ada suara di dalam kepala yang berkata, “Kamu nggak pantas.” Saya pernah merasakannya. Ada kalanya saya terjebak dalam perasaan tidak berharga yang begitu mendalam, merasa semua usaha saya sia-sia. Tapi, perjalanan untuk berhenti membenci diri sendiri itu panjang dan penuh lika-liku, dan saya ingin berbagi beberapa langkah yang ternyata sangat membantu saya.
Langkah pertama yang saya pelajari adalah mengenali dan menerima perasaan itu tanpa menghakimi diri sendiri. Awalnya, saya selalu merasa bersalah saat merasa rendah diri. Kenapa saya bisa merasa seperti itu? Bukankah saya harus lebih bersyukur? Tapi, justru dengan menerima perasaan itu, saya mulai belajar untuk berhenti mengkritik diri sendiri. Ini bukan berarti membenarkan perasaan negatif, tapi lebih kepada memberi ruang bagi diri untuk merasa tanpa harus selalu mencari alasan kenapa kita merasa seperti itu.
Selanjutnya, membangun kesadaran diri yang lebih positif adalah langkah penting lainnya. Kita sering kali terlalu keras pada diri sendiri, menghukum diri atas kesalahan kecil, atau merasa gagal karena tidak mencapai standar yang kita ciptakan sendiri. Saya ingat suatu waktu saat saya merasa gagal karena tidak bisa mencapai target tertentu di pekerjaan. Saya menyesal, lalu mulai memikirkan apakah saya cukup baik untuk melakukan pekerjaan ini. Tapi kemudian saya berhenti sejenak dan berpikir: Bukankah saya sudah berusaha semaksimal mungkin? Saya mulai menilai diri dengan lebih realistis—menerima bahwa tidak semua hal bisa berjalan sempurna.
Cara saya melatih diri untuk berpikir positif adalah dengan menulis jurnal harian. Setiap malam, saya menulis tiga hal yang saya syukuri dalam hidup. Ternyata, hal kecil seperti ini bisa merubah perspektif. Ketika saya merasa sedih atau kecewa, menulis di jurnal membuat saya ingat betapa banyak hal baik yang sebenarnya ada di sekitar saya. Ini juga memberi saya kesempatan untuk menilai perasaan saya tanpa harus tenggelam dalam perasaan negatif tersebut.
Baca juga : Kenapa Orang Memilih Slow Living?
Tak kalah penting adalah berbicara pada diri sendiri dengan penuh kasih. Jangan sampai kita menjadi orang yang paling keras mengkritik diri sendiri. Saya mulai mengganti kalimat “Aku nggak bisa” menjadi “Aku akan coba lagi”. Terkadang, kita hanya perlu sedikit kasih sayang untuk diri sendiri. Melihat diri dengan cara yang lebih penuh empati, seperti kita berbicara dengan teman baik, bisa mengubah cara kita berinteraksi dengan perasaan kita.
Dan jangan lupa, memaafkan diri sendiri. Banyak dari kita yang terlalu lama terjebak dalam rasa bersalah, merasa bahwa kita tidak layak untuk bahagia karena kesalahan-kesalahan masa lalu. Tapi kenyataannya, kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Saya ingat, pernah merasa sangat buruk setelah gagal dalam sebuah hubungan, namun saya belajar untuk memaafkan diri dan melihat itu sebagai kesempatan untuk tumbuh.
Jadi, berhenti membenci diri sendiri adalah proses yang membutuhkan waktu. Kadang kita akan merasa kembali jatuh, tapi itu bukan berarti kita gagal. Hal penting adalah untuk terus bergerak maju, menerima diri, dan membiarkan diri untuk merasa lebih baik. Proses ini bukan tentang menjadi sempurna, tapi tentang menjadi lebih baik dalam menerima siapa diri kita sebenarnya. Kamu berharga, dan kamu layak untuk merasakannya. (acs)