China Blokir OnlyFans: Dicap “Penyakit Orang Amerika”
Share

SUARAGONG.COM – Pemerintah China kembali mengambil langkah keras dalam kebijakan sensornya di dunia digital. Kali ini, targetnya adalah OnlyFans, platform konten berbayar asal Inggris yang populer karena konten-konten eksklusif. Terutama yang bersifat dewasa 18 Plus-Plus.
Onlyfans Diban Oleh China: DIkatakan “Penyakit Orang Amerika”!
Dilansir dari Kontan dan Kotakgame. OnlyFans resmi diblokir di daratan China, dengan alasan melindungi moral masyarakat dari pengaruh budaya Barat yang dianggap “korup dan merusak nilai sosial”. Pemerintah menyebut platform ini sebagai bagian dari “penyakit ideologis orang Amerika” yang tidak sesuai dengan arah moral bangsa.
Baca Juga :TikTok Terancam Tutup, Warga AS Ramai-ramai Belajar Mandarin di Duolingo
Sensor Ketat dan Perang Ideologi Digital
Langkah ini bukan pertama kalinya China memblokir platform asing. Melalui sistem sensor raksasa yang dikenal dengan nama Great Firewall, pemerintah sebelumnya sudah menutup akses ke sejumlah platform besar seperti Google, Instagram, Reddit, hingga WhatsApp.
Kini, OnlyFans masuk daftar hitam karena dianggap melanggar undang-undang antipornografi yang secara tegas melarang distribusi materi seksual eksplisit melalui internet. Pemerintah China menegaskan bahwa penutupan ini juga bagian dari upaya jangka panjang menjaga tatanan sosial dari konten yang dianggap “degeneratif”.
Baca Juga : Penjual di TikTok Shop hingga Shopee Bakal Kena Pajak
Akses Ilegal dan Risiko VPN
Sempat beredar kabar bahwa OnlyFans bisa diakses diam-diam di China, namun kabar tersebut ternyata hanya karena adanya celah sementara pada sistem sensor. Situs yang berhasil lolos umumnya langsung diblokir kembali tak lama kemudian.
Meski begitu, sebagian pengguna masih mencoba mengakses OnlyFans lewat VPN canggih. Tapi itu berisiko besar, karena penggunaan VPN non-resmi di China bisa dikenakan sanksi hukum.
Bukan Sekadar Sensor, Tapi Kontrol Moral dan Ideologi
Kebijakan ini sejalan dengan kampanye anti-pornografi dan penyaringan budaya asing yang sudah berjalan sejak era Mao Zedong. Mulai dari gerakan Anti-Spiritual Pollution Campaign hingga kebijakan Provisions on the Governance of the Online Information Content Ecosystem, semuanya menekankan pentingnya kontrol terhadap konten digital asing.
Kini, Cyberspace Administration of China (CAC) semakin aktif menyaring layanan OTT (Over The Top) asing yang dianggap membawa gaya hidup individualistik dan bertentangan dengan nilai-nilai lokal.
Dengan diblokirnya OnlyFans, China kembali menunjukkan bahwa kebijakan digital mereka bukan soal algoritma netral atau kebebasan berekspresi. Tetapi soal kontrol ideologi dan moral. Setiap platform asing yang menyebarkan budaya Barat. Apalagi yang bersinggungan dengan seksualitas dan ekspresi bebas—harus siap-siap ‘dikubur’ begitu bertentangan dengan nilai resmi negara. (AYe)