Suaragong.com – Kasus dugaan fraud yang menimpa eFishery, startup akuakultur terkemuka, mulai menimbulkan dampak signifikan pada perekonomian Indonesia, khususnya sektor perikanan. eFishery, yang dikenal dengan teknologi pemberian pakan otomatis eFeeder, berkontribusi besar terhadap sektor akuakultur di Indonesia. Riset menunjukkan bahwa pada 2022, eFishery berkontribusi sekitar Rp3,4 triliun atau 1,55% terhadap PDB sektor ini.
Namun, kasus fraud yang melibatkan CEO Gibran Huzaifah dan CPO Chrisna Aditya berdampak negatif terhadap operasional perusahaan dan kepercayaan publik. Pembudidaya ikan dan udang yang mengandalkan produk eFishery kini menghadapi kesulitan dalam akses pakan, yang dapat menurunkan hasil budidaya mereka. Selain itu, perusahaan juga menghadapi masalah internal yang berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK). PHK ini mencapai 100 karyawan pada Januari 2025 dan potensi PHK massal pada Februari mendatang.
Dampak lebih luas dari kasus ini adalah potensi terhambatnya target ketahanan pangan laut nasional yang dicanangkan pemerintah, karena ribuan petani dan pembudidaya ikan yang terdampak fraud ini. Pemerintah dan komunitas terkait perlu segera menanggapi masalah ini agar sektor akuakultur Indonesia tetap berjalan dan tidak terganggu oleh skandal ini, yang berpotensi memengaruhi investasi di sektor perikanan.
Baca Juga : Sri Mulyani Ingatkan Waspada Ketidakpastian Ekonomi Global, Perbankan Diminta Tetap Kuat
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Fz/Sg).
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News