Dana Abadi Pendidikan Diproyeksi Tembus Rp175 Triliun pada 2026
Share

SUARAGONG.COM – Dana abadi pendidikan Indonesia diproyeksikan mencapai Rp175 triliun pada 2026. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut target itu dapat tercapai apabila pemerintah berhasil menyisihkan tambahan Rp20 triliun dari sisa anggaran pendidikan tahun ini.
Dana Abadi Pendidikan Diproyeksi Tembus Rp175 Triliun
Saat ini, total dana abadi mencapai Rp154,11 triliun, meningkat pesat dari hanya Rp1 triliun saat pertama kali digulirkan pada 2009.
“(Dana abadi pendidikan) Rp154,11 triliun, kalau tahun ini ditambah dengan another Rp20 triliun, akan menjadi Rp175 triliun. Next year juga akan menambahkan lagi,” ujar Sri Mulyani dalam acara Sains dan Teknologi sebagai Fondasi Kedaulatan Fiskal dan Transformasi Nasional, Sabtu (9/8/2025).
Dari total Rp126,12 triliun dialokasikan untuk pendidikan, Rp12,99 triliun untuk penelitian, Rp10 triliun untuk perguruan tinggi, dan Rp5 triliun untuk kebudayaan.
Baca Juga : Praktik Labotarium Dasar Mendukung Kompetensi Lulusan Pendidikan Tinggi Vokasi
Maksimalkan Anggaran
Menurut Sri Mulyani, dana abadi pendidikan berfungsi memaksimalkan pemanfaatan anggaran agar tidak terbuang sia-sia. Program ini telah memberi manfaat kepada sekitar 670 ribu penerima. Termasuk 3.363 mahasiswa yang berhasil menempuh studi di universitas ternama dunia seperti Harvard, Berkeley, dan Oxford.
Sesuai amanat konstitusi, pemerintah pada 2025 mengalokasikan 20 persen belanja negara untuk sektor pendidikan, setara Rp724,3 triliun. Anggaran ini digunakan untuk bantuan langsung kepada siswa dan mahasiswa, pembayaran gaji dan tunjangan guru-dosen. Serta digunakan untuk pembangunan sarana, prasarana, dan penelitian.
Namun, Sri Mulyani mengakui masih ada tantangan di lapangan terkait pemanfaatan anggaran. Ia menyoroti sejumlah sekolah yang kesulitan mengoptimalkan dana yang diterima.
“Banyak juga sekolah-sekolah yang tidak mampu (menggunakannya dengan tepat). Sehingga, dia hanya pakai untuk beli kursi padahal kursinya masih bagus, atau sekadar mengecat. Karena dia tidak tahu bagaimana cara menghabiskan dana pendidikan,” ungkapnya.
Pemerintah berharap peningkatan dana abadi pendidikan dapat memastikan kesinambungan pembiayaan pendidikan berkualitas. Sekaligus menjadi investasi jangka panjang bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia. (Aye)