DPR Dikepung Demo Buruh 2025 Ada yang Ricuh Ada yang Adem
Share

SUARAGONG.COM – Tanggal 28 Agustus 2025 jadi salah satu hari yang rame banget di Jakarta. Ribuan buruh ngumpul di depan Gedung DPR/MPR RI buat nyuarain tuntutan mereka. Namanya juga unjuk rasa, pasti ada energi panas di jalanan. Tapi uniknya, suasana demo buruh DPR 2025 ini bukan cuma penuh orasi ada juga momen adem yang bikin orang geleng-geleng kepala polisi bagi-bagi roti dan air mineral ke peserta aksi.
Yes, literally kayak jadi panitia konser, tapi versinya unjuk rasa. Bedanya, ini bukan buat joget bareng, tapi buat menjaga suara rakyat tetap terdengar sambil nggak bikin chaos.
Polisi Jadi Tim Konsumsi Dadakan
Di tengah panasnya jalanan depan DPR, polisi bikin aksi simpatik yang cukup mencuri perhatian. Mereka dateng bukan sekadar jaga barikade, tapi juga ngebagiin air mineral dan roti buat para buruh.
“Mereka ini saudara kita juga, jadi harus tetap dilayani dengan humanis.” Kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Asep Edi Suheri. Pesan ini nyampe banget. Apalagi biasanya demo identik sama ketegangan, eh ini malah ada momen manis.
Bagi buruh yang udah teriak-teriak dari pagi, seteguk air sama roti bisa jadi penyelamat stamina. Kayak buff tambahan di game RPG gitu. Dan gesture kayak gini bikin publik liat bahwa polisi nggak melulu soal tameng dan gas air mata tapi juga soal human touch.
Baca juga: Polisi Amankan 4 Tersangka Kasus Kepala Cabang BRI
Kondusif Sampai Muncul yang Bikin Rusuh
Awalnya, demo buruh DPR 2025 berlangsung damai. Tapi, suasana berubah drastis pas ada kelompok misterius yang tiba-tiba bikin ricuh. Menurut laporan Polda Metro Jaya, kelompok ini:
- Tanpa koordinator lapangan alias gak jelas siapa yang mimpin.
- Aksinya cenderung anarkis. Bakar bendera, lempar botol, hancurin pagar, CCTV, separator busway, sampai masuk ke jalan tol.
Massa buruh yang niatnya nyuarain aspirasi jadi ketiban stigma gara-gara oknum random yang tujuannya cuma rusuh. Polisi pun turun tangan. Dari imbauan persuasif sampai penertiban tegas, semua dijalanin. Bahkan, ada ratusan pelajar yang ikut diamankan karena ketahuan bawa senjata tajam ala anak tawuran dari anak panah sampai botol buat dilempar. Untungnya langsung diproses, biar nggak makin bahaya.
Baca juga: Demo Buruh 28 Agustus 2025 Ada 6 Tuntutan
Media Asing Turut Menyorot
Kericuhan ini ternyata gak cuma heboh di dalam negeri. Media asing, khususnya Bloomberg, juga ikut ngulas demo buruh DPR 2025.
Mereka nyorot bahwa protes ini jadi sinyal meningkatnya ketidakpuasan publik terhadap pemerintahan Prabowo Subianto. Bukan cuma soal kondisi kerja, tapi juga karena isu sensitif tunjangan DPR yang kabarnya bisa tembus Rp50 juta per anggota.
Ya jelas aja bikin publik makin panas. Di tengah isu upah yang belum naik signifikan, kabar tunjangan jumbo kayak gini kayak bensin disiram ke api. Media asing bahkan bilang ini berpotensi bikin ketidakpastian politik dan ekonomi di Indonesia.
Baca juga: Viral Ajakan Demo 25 Agustus 2025
Perspektif Anak Muda Demo Itu Bukan Sekadar Rusuh
Buat kita generasi yang melek medsos dan berita demo buruh DPR 2025 punya banyak pelajaran.
- Soal aksi simpatik, polisi nunjukin kalau humanis itu gak bikin mereka jadi lemah, malah bikin trust naik. Kalau pendekatan ini dipakai terus, hubungan rakyat dan aparat bisa lebih sehat.
- Soal kelompok ricuh, kita belajar jangan gampang kebawa arus. Ada aja pihak yang pengen manfaatin memontum buat kepentingan sendiri.
- Soal sorotan internasional, gen z perlu sadar. Aksi di Jakarta bisa jadi headline global. Artinya, sekecil apapun gerakan rakyat, efeknya bisa gede.
Demo itu harusnya jadi wadah aspirasi, bukan panggung buat provokasi.
Baca juga: Demo Pati Jilid II 25 Agustus 2025 Mencuat di Sosmed
Pesan Buat Generasi Kita
Jadi gini, gaes. Demo buruh DPR 2025 itu kayak cermin sosial ada sisi adem, ada sisi chaos, ada juga sorotan global. Kita gak bisa cuma ngeliat demo dari kacamata wah ricuh lagi, karena banyak cerita di baliknya.
Kalau ditanya apa pelajaran paling penting? Jawabannya tetap kritis, tetap adem, jangan gampang ke-provokasi. Kalau buruh bisa kompak nyuarain haknya, kita yang nongkrong di medsos juga bisa kompak jaga diskursus publik biar sehat.
Dan jangan lupa air mineral sama roti bisa jadi simbol perdamaian yang nggak kalah kuat dibanding orasi berjam-jam. (dy)