Di Bondowoso, Tradisi Kadhisah Jadi Simbol Jati Diri dan Budaya
Share

SUARAGONG.COM – Tradisi Kadhisah kembali digelar meriah di Desa Karanganyar, Kecamatan Tegalampel, Kabupaten Bondowoso, Jumat malam (26/9/2025). Tradisi yang telah berlangsung ratusan tahun ini menjadi magnet kebersamaan warga sekaligus wadah pelestarian budaya.
Tradisi Kadhisah Bondowoso
Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid, hadir langsung dan disambut hangat masyarakat yang memenuhi area kegiatan. Dalam sambutannya, Hamid menegaskan bahwa Kadhisah bukan sekadar ritual, melainkan bentuk kesadaran kolektif dalam menjaga jati diri dan akar budaya.
“Malam ini hati saya terasa hangat dan bangga bisa berada di tempat ini untuk merayakan sesuatu yang berharga: jati diri dan kekayaan budaya kita,” ujarnya.
Hamid juga menyoroti kekayaan budaya Bondowoso yang wajib dilestarikan, salah satunya tari Singa Ulung yang melambangkan keberanian dan kepemimpinan.
“Pertunjukan seni dalam Kadhisah mencerminkan semangat masyarakat Karanganyar menjaga warisan leluhur,” tambahnya.
baca juga : DPD Golkar Musda XI: Bupati Hamid Ajak Berkarya Untuk Bondowoso
Wujud Penghormatan Pendahulu
Selain pertunjukan seni, malam puncak Kadhisah juga diisi dengan khotmil quran, nyeraseh, serta doa khusus untuk para bujuk (leluhur) pembabat desa. Rangkaian ini menjadi wujud syukur sekaligus penghormatan kepada pendahulu.
Bupati Hamid berharap momentum Kadhisah semakin mempererat kebersamaan warga dan menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya lokal. “Seni dan tradisi Bondowoso tidak akan pernah padam jika terus dijaga dan dikenalkan lintas generasi,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan doa bersama dan pertunjukan seni tradisional yang disambut antusias oleh masyarakat. (abd/aye)