Di Penghujung 2025, 179 Gempa Telah Guncang Kabupaten Malang
Share
SUARAGONG.COM – Kabupaten Malang tercatat sebagai salah satu daerah rawan gempa bumi di Jawa Timur. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas III Malang mencatat, dalam satu bulan rata-rata terjadi 20 hingga 30 kali gempa bumi di wilayah tersebut. Berdasarkan rekapitulasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, sepanjang Januari hingga November 2025 telah terjadi 179 gempa bumi.
Sepanjang 2025, 179 Gempa Guncang Kabupaten Malang
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Kabupaten Malang, Zainuddin, menyampaikan bahwa sebagian besar gempa yang terjadi berkekuatan kecil hingga menengah, yakni di bawah 5 Skala Richter (SR).
“Gempa tersebut bersumber dari aktivitas tektonik di selatan Pulau Jawa dan sebagian besar tidak menimbulkan dampak kerusakan yang signifikan,” ujar Zainuddin beberapa waktu lalu.
Antisipasi dan Kesiapsiagaan Terus Ditingkatkan
Meski mayoritas gempa tidak berdampak besar, BPBD Kabupaten Malang tetap melakukan berbagai langkah antisipasi. Salah satunya dengan pemantauan intensif bersama BMKG untuk memantau aktivitas kegempaan secara real time.
Selain itu, BPBD juga secara rutin menyampaikan informasi resmi kepada masyarakat melalui media sosial BPBD Kabupaten Malang dan BMKG, grup komunikasi kewilayahan, serta koordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan.
“Kami juga terus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat,” kata Zainuddin.
Upaya tersebut dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi kebencanaan di wilayah rawan gempa, simulasi gempa bumi dan tsunami, serta penguatan Desa Tangguh Bencana (Destana) dan relawan kebencanaan.
“Edukasi dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi strategi utama yang paling efektif dan efisien untuk menekan risiko korban akibat gempa,” imbuhnya.
Menurutnya, gempa bumi memang tidak dapat dicegah, namun risiko dampaknya dapat diminimalkan melalui mitigasi bencana. Masyarakat juga diimbau untuk selalu waspada dan mengenali jalur evakuasi di lingkungan masing-masing.
Gempa Terdeteksi Puluhan Sensor BMKG
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas III Malang, Mamuri, menjelaskan bahwa gempa bumi yang terjadi tercatat melalui jaringan sensor BMKG. Saat ini, BMKG Stasiun Geofisika Kelas III Malang memiliki sekitar 20 sensor.
Di Kabupaten Malang sendiri terdapat tiga sensor, yakni :
- Malang Jawa Indonesia (MLJI),
- Gedangan Jawa Indonesia (GEJI), dan
- Poncokusumo Jawa Indonesia (POKJI).
Sensor terdekat lainnya berada di Klakah, Lumajang (KLJI).
“Getaran tanah bisa dikatakan gempa ketika enam sensor yang saling berdekatan sama-sama mendeteksi getaran. Kalau hanya satu sensor, bisa jadi hanya karena truk lewat atau aktivitas lainnya,” jelas Mamuri.
Sebagai informasi, wilayah selatan Pulau Jawa merupakan zona subduksi. Tempat Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia yang berada di atas Pulau Jawa. Aktivitas pergerakan dua lempeng tersebut menjadi salah satu penyebab utama terjadinya gempa bumi di wilayah Jawa, termasuk Kabupaten Malang. (nif/Aye)

