Type to search

Kesehatan Malang Pemerintahan

Dinkes Gandeng 27 Kampus Atasi Stunting di Kabupaten Malang

Share
Berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, angka stunting di Kota Malang tercatat 22,4 persen

SUARAGONG.COM – Angka prevalensi stunting di Kota Malang mengalami peningkatan pada 2024. Berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, angka stunting di Kota Malang tercatat 22,4 persen. Angka ini naik cukup signifikan dibanding 2023 yang berada di angka 17 persen.

27 Perguruan Tinggi Digandeng Pemkab Malang Atasi Kenaikan Kasus Stunting 

Untuk menekan lonjakan tersebut, Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) meluncurkan program Kampus Bergerak Peduli Stunting (Kabar Penting). Program ini melibatkan 27 perguruan tinggi dengan konsep kolaborasi berbasis pendidikan, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat.

Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif, menegaskan bahwa peningkatan angka stunting ini menjadi evaluasi penting. Menurutnya, selain perangkat daerah lintas sektor, perguruan tinggi juga perlu dilibatkan dalam penanganan stunting.

“Perangkat daerah sudah bergerak, tetapi perguruan tinggi sebelumnya belum dilibatkan secara langsung. Maka kami membuat pola agar kampus, terutama yang memiliki dasar kesehatan, bisa ikut aktif dalam penanganan stunting,” jelas Husnul, Minggu (24/8).

Dinkes bersama 27 perguruan tinggi telah menyusun konsep pembinaan. Setiap kampus akan mengampu dua hingga tiga kelurahan dari total 57 kelurahan di Kota Malang. Mereka juga akan berkolaborasi dengan organisasi profesi, seperti dokter, bidan, dan perawat.

Baca Juga : Ini Dia Yang Jadi Alasan Sri Mulyani Naikkan Iuran BPJS Kesehatan

Capai Target Penurunan Kisaran Nasional

Fokus utama pembinaan adalah pola pemeliharaan kesehatan, kebidanan, serta pendampingan balita stunting yang mengalami gangguan pertumbuhan. Targetnya, pada survei gizi akhir 2025 angka stunting di Kota Malang bisa turun mendekati target nasional di kisaran 14–17 persen.

“Dari sisi tenaga kesehatan kami sudah melakukan pembinaan, namun masih terbatas pada Posyandu dan wilayah tertentu. Dengan keterlibatan kampus, mahasiswa semester akhir yang sudah memiliki dasar keilmuan akan diterjunkan langsung untuk memperkuat intervensi di lapangan,” tambah Husnul.

Melalui program Kabar Penting ini, berharap upaya penanganan stunting bisa lebih masif, terpadu, dan tepat sasaran. Sehingga prevalensi stunting dapat ditekan secara signifikan di tahun 2025. (Fat)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69