Dinkes Kabupaten Malang Sebut Anak Lebih Rentan Terkena TBC
Share

SUARAGONG.COM – Anak-anak menjadi salah satu kelompok yang paling rentan terserang penyakit tuberkulosis (TBC). Penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis ini masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan dan bisa menyerang siapa saja. Namun, anak-anak khususnya yang berusia di bawah lima tahun memiliki risiko lebih tinggi karena sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang sempurna.
Anak-anak Rentan Terkena TBC
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg Ivan Drie, melalui Plt Sekretaris Dinas Kesehatan, Gunawan Djoko Untoro, menjelaskan bahwa TBC dapat menyerang semua kelompok usia. Meski begitu, kelompok balita lebih mudah tertular terutama dari orang dewasa yang menderita TBC aktif.
“Sebenarnya bisa menyerang semua usia, tetapi anak-anak di bawah lima tahun adalah yang paling rentan. Sistem kekebalan tubuh mereka belum sempurna, sehingga mudah tertular,” jelas Gunawan saat dikonfirmasi belum lama ini.
Selain balita, kelompok usia remaja dan dewasa muda juga memiliki angka kejadian TBC yang cukup tinggi. Berdasarkan data epidemiologi di berbagai negara, rentang usia 15–34 tahun menjadi salah satu kelompok yang banyak terpapar TBC. Aktivitas sosial dan ekonomi yang padat membuat mereka sering berada di lingkungan ramai, transportasi umum, atau tempat kerja yang meningkatkan risiko penularan.
“Orang dewasa usia produktif 15–54 tahun juga banyak terserang. Begitu pula lansia di atas 60 tahun, karena sistem imun mereka melemah seiring bertambahnya usia,” tambahnya.
Baca Juga : Dinkes Kabupaten Malang Waspadai Persebaran DBD
Terapkan Pola Hidup Sehat
Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang tidak hanya mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat, tetapi juga memastikan ketersediaan dan mutu obat TBC. Obat yang digunakan untuk pasien program TBC ini diberikan secara gratis, berkualitas, dan sesuai standar pengobatan yang berlaku.
“Kami fokus pada peningkatan akses layanan TBC yang bermutu dan berpihak pada pasien, serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas,” tegas Gunawan.
Upaya lain yang dilakukan adalah memperluas jangkauan skrining kesehatan, termasuk skrining TBC. Kegiatan ini dilakukan baik di dalam fasilitas kesehatan maupun di luar gedung, bekerja sama dengan komunitas dan mitra peduli TBC. Program ini terintegrasi dengan layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Puskesmas, serta kegiatan Active Case Finding (ACF) yang menyasar langsung masyarakat.
Dengan langkah pencegahan, penemuan kasus aktif, dan pengobatan yang tepat, diharapkan angka penularan TBC di Kabupaten Malang dapat ditekan. Sehingga masyarakat, terutama anak-anak, terlindungi dari ancaman penyakit menular ini. (Aye/sg)