Dinkes Kabupaten Malang Kawal Pengobatan Bayi Hidrosefalus
Share
SUARAGONG.COM – Kisah haru datang dari Desa Sumberputih, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Seorang bayi berusia lima bulan, Queensa Acellin Kaynaseh, harus berjuang melawan penyakit hidrosefalus atau pembengkakan pada kepala. Putri kedua pasangan Ali Taufan (36) dan Suliantini (35) ini baru saja menjalani operasi di RSUD Kanjuruhan Kepanjen, dengan fasilitas penuh dari Pemerintah Kabupaten Malang.
1 Anak Menderita Hidrosefalus di Kabupaten Malang, Jajaran Pemkab Malang Siap Fasilitasi
Bupati Malang, M Sanusi, bahkan turun langsung menjenguk Queensa di rumah orang tuanya. “Bayi Queensa baru saja dirawat di RSUD Kanjuruhan dan kondisinya sudah membaik. Harapan saya, adik bayi ini dapat segera sembuh,” ungkap Sanusi, Selasa (2/9/2025).
Langkah pengobatan Hidrosefalus selanjutnya akan didampingi Puskesmas Wajak untuk memantau pemulihan Queensa. Sanusi menegaskan pemerintah daerah akan terus memberikan perhatian agar Queensa mendapatkan penanganan terbaik.
Ali Taufan, sang ayah, bercerita bahwa Queensa lahir normal di Rumah Sakit Ben Mari pada 8 Maret 2025 dengan berat badan 2,8 kilogram dan panjang 48 sentimeter. Kondisi kesehatannya sempat baik, namun memasuki usia tiga bulan, kepalanya mengalami pembengkakan. “Awalnya sehat, tapi setelah usia tiga bulan ada pembengkakan. Kami bawa ke Puskesmas, dan dari situ diketahui hidrosefalus,” tuturnya.
Ali mengaku sempat kebingungan membawa putrinya berobat karena keterbatasan biaya. Namun, setelah kabar kondisi Queensa sampai ke Bupati Malang, keluarga mendapat perhatian besar. Ia pun menyampaikan terima kasih kepada Sanusi beserta jajaran pemerintah daerah yang telah memfasilitasi perawatan anaknya.
Baca Juga : Dinkes Kabupaten Malang Temukan 202 Kasus Baru HIV
Dinkes Kabupaten Malang Akan Terus Dikawal Queensa
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg Ivan Drie, memastikan pengobatan Queensa akan terus dikawal. “Saat ini sudah mendapat penanganan di RSUD Kanjuruhan dan operasi juga telah dilakukan. Puskesmas Wajak akan mendampingi sampai proses pemulihan,” jelasnya.
Ivan menambahkan, seluruh biaya pengobatan ditanggung BPJS dalam skema Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBID) dari Pemkab Malang. Dengan begitu, keluarga Queensa tidak perlu khawatir terkendala biaya dalam melanjutkan perawatan.
Terkait penyebab hidrosefalus, Ivan menjelaskan ada banyak kemungkinan, mulai dari infeksi virus, kelainan bawaan, kelainan anatomi otak, hingga riwayat trauma. Namun, penyebab pasti yang dialami Queensa masih menunggu konfirmasi dari dokter spesialis.
Kisah Queensa menjadi pengingat bahwa perhatian pemerintah terhadap kesehatan warganya, khususnya anak-anak, sangatlah penting. Dukungan penuh ini diharapkan dapat membantu kesembuhan Queensa sekaligus memberikan semangat bagi keluarga yang tengah berjuang. (nif/aye)

