Type to search

News

Dinsos Kota Malang Dampingi Korban Peristiwa Ponpes Al Khoziny

Share
Dinsos Kota Malang memberikan pendampingan intensif kepada korban peristiwa di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo.

SUARAGONG.COM – Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang memberikan pendampingan intensif kepada korban peristiwa di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo. Berdasarkan hasil pendataan, terdapat tiga santri asal Kota Malang yang menjadi korban, seluruhnya berdomisili di wilayah Kecamatan Kedungkandang.

Dinsos Kota Malang Dampingi Korban Peristiwa Ponpes Al Khoziny, Satu Anak Alami Trauma Berat

Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito, menjelaskan bahwa dari tiga korban tersebut, dua di antaranya—atas nama Nanang dan Muhammad—tidak memerlukan pendampingan khusus karena kondisi psikologis mereka relatif stabil. Namun, satu anak lainnya yang masih duduk di kelas 1 SMP memerlukan perhatian lebih karena menunjukkan gejala trauma cukup berat.

“Anak ini mengalami trauma karena saat kejadian dia berada di shaf kelima, sementara teman-temannya yang sekamar berada di shaf di belakangnya. Sejak kejadian itu, dia sering ketakutan, tidak berani tidur sendiri, dan enggan bepergian sendirian,” ujar Donny.

Untuk membantu pemulihan psikologis, Dinsos-P3AP2KB telah bekerja sama dengan lembaga psikolog profesional. Pendampingan dilakukan secara intensif di rumah korban dengan pemantauan berkala terhadap perkembangan kondisi emosionalnya.

“Trauma muncul kembali ketika dia menonton video di TikTok yang memperlihatkan wajah teman-temannya. Sejak itu, dia menunjukkan gejala kecemasan dan ketakutan. Maka kami libatkan psikolog agar proses pemulihan lebih cepat,” tambah Donny.

Baca Juga : Sri Wahyuni Dorong Pemprov Gunakan Belanja Tak Terduga untuk Tangani Tragedi Ponpes Al Khoziny

Fokus Pemulihan Mental dan Pendidikan

Dinsos memastikan tidak ada korban yang mengalami luka fisik serius. Fokus utama pemerintah saat ini adalah pemulihan mental dan keberlanjutan pendidikan anak yang terdampak.

Terkait kemungkinan korban kembali bersekolah di Ponpes Al Khoziny, Donny menyebut belum ada keputusan resmi.

“Kami belum mengeluarkan rekomendasi apa pun. Saat ini semuanya masih menunggu keputusan dari pihak ponpes. Dua anak, yakni Nanang dan Muhammad, sudah kelas 3 SMP, sementara satu lagi masih kelas 1 SMP dan masuk kategori desil 1,” jelasnya.

Lebih lanjut, Donny menyampaikan bahwa apabila anak tersebut tidak melanjutkan pendidikan di ponpes, pemerintah akan memfasilitasi pendidikan melalui Sistem Rujukan (SR), mengingat status ekonominya masuk dalam keluarga tidak mampu.

“Anak ini masuk desil 1, jadi secara otomatis akan kami prioritaskan untuk tetap mendapat hak pendidikan. Semua korban juga sedang dalam pemantauan langsung oleh Kementerian Sosial,” ujarnya.

Melalui langkah pendampingan ini, Dinsos Kota Malang berharap seluruh korban, khususnya anak yang masih mengalami trauma, dapat segera pulih dan kembali menjalani aktivitas belajar dengan tenang dan percaya diri. (fat/aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69