Type to search

Peristiwa Wisata

Direktur JTP 3 Dorong Sinergi Pemerintah dan Pelaku Usaha

Share
JTP Group Tekankan SInergi Pemerintah dan Pelaku Usaha ditengah Efisiensi Anggaran dan Perkuat Sektor Pariwisata dan rekreasi tetap Hidup JTP Group Tekankan SInergi Pemerintah dan Pelaku Usaha ditengah Efisiensi Anggaran dan Perkuat Sektor Pariwisata dan rekreasi tetap Hidup (sc : Mf/Pers)

SUARAGONG.COM – Kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi, kini naiknya tarif biaya Impor barang merupakan perang dagang dunia. Ditambah dengan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah Indonesia. Sedangkan daya beli masyarakat yang masih melemah, membuat dunia usaha terutama sektor pariwisata dan rekreasi :perlu mengambil langkah cepat dan strategis. Hal ini disampaikan Direktur Utama Jatim Park Group (JTP Group), Suryo Widodo, dalam pernyataan resminya pada Jumat (11/4/2025) di Kota Batu. 

Tekanan Efisiensi: JTP Group Perkuat Sinergi Antara Pemerintah dan Pelaku Usaha

Menurut Suryo, saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk menguatkan sinergi antara pemerintah, aparat penegak hukum (APH), dan pelaku usaha agar mampu bertahan di tengah tekanan ekonomi global dan nasional.

“Artinya sinergi antara pemerintah, APH, dan pengusaha ini perlu diperkuat lagi. Contohnya jika APH yang biasa ngurusi masalah limbah atau air, ya tolong dikurangi dulu, karena beban pengusaha sudah berat, misalkan ada yang melanggar jangan langsung diberi sanksi akan tetapi diberikan edukasin dan teguran terlebih dahulu. Karena kondisi pelaku usaha sekarang faktanya sedang tidak ada, uang,” kata Suryo.

Menjawab isu efisiensi yang kerap dikaitkan dengan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan, Suryo menegaskan bahwa langkah efisiensi yang dilakukan JTP Group belum sampai melakukan pengurangan karyawan.

Baca Juga : JTP Group Siapkan Hadiah Miliaran Saat Momen Liburan Idul Fitri

Pembenahan Internal dan Penghematan Biaya Operasional

Lebih lanjut, fokus utama kami adalah pembenahan internal dan penghematan biaya operasional tanpa melanggar aturan pusat maupun undang-undang.

“Kalau soal karyawan, belum ada pengurangan. Kita melakukan efisiensi di internal dulu. Semua pihak harus berpikir sesuai bidangnya. Sekarang ini, yang paling logis adalah mengurangi pengeluaran dan menaikkan pendapatan,” jelasnya.

Selain itu, Ia juga menyampaikan bahwa langkah yang akan diambil yakni harga tiket tempat wisata di bawah naungan JTP Group bisa saja diturunkan sebagai respons atas situasi ini.

Namun, langkah tersebut akan dibarengi dengan permintaan kepada pemerintah daerah untuk menyesuaikan kebijakan pajak sementara, seperti penurunan tarif pajak hotel dan rekreasi secara temporer.

Pelaku usaha tidak bisa jalan sendiri, Suryo memberikan contoh bagaimana daerah lain seperti Jawa Barat telah melakukan inovasi kebijakan demi mendongkrak pendapatan dan minat masyarakat.

Misalnya, pembebasan pajak kendaraan bermotor untuk satu tahun dengan tujuan memindahkan basis kendaraan ke wilayah tersebut.

“Contohnya Jawa Barat, mereka kasih insentif pajak kendaraan gratis satu tahun. Secara jangka pendek rugi, tapi tahun depannya mereka nikmati. Harus berani ambil keputusan visioner seperti itu,” imbuhnya.

Baca Juga : Gaes!!! JTP 3 dan BNS Kantongi Sertifkikat Grade A

Persaingan Wisata di Indonesia

Ia juga menyinggung fakta bahwa banyak daerah wisata di Indonesia kini saling bersaing dengan memberikan insentif dan layanan menarik.

Hal ini menyebabkan destinasi lama, termasuk di Batu dan Malang, perlu melakukan penyesuaian harga dan strategi promosi agar tidak tertinggal.

“Sekarang Jogja makin banyak tempat rekreasi, Blitar, Banyuwangi juga. Kalau kita pasang tarif tinggi ya otomatis orang pindah. Kita harus fleksibel. Kalau perlu, ikuti ‘gila-nya’ pasar,” ungkapnya dengan nada santai.

Iya menambahkan, lebaran tahun ini disebut sebagai salah satu indikator bahwa kondisi belum benar-benar pulih. Volume lalu lintas lengang, dan jumlah pengunjung ke tempat rekreasi turun drastis.

“Situasi ini belum normal, bahkan bisa dibilang jauh dari normal. Pengunjung turun, banyak daerah lain yang beri insentif. Kalau kita tetap ngotot, ya makin susah,” katanya.

Suryo juga memberikan usulan yang realistis terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai belum menyentuh kebutuhan dasar masyarakat. Ia menyarankan agar anggaran kegiatan seremonial dialihkan untuk membantu langsung masyarakat.

“Daripada bikin pesta rakyat, tenda ke sana-sini, mending dibelikan beras atau sembako dan diberikan kepada rakyat yang membutuhkan. Sekarang bukan saatnya gaya-gayaan rakyat butuh bantuan nyata,” tegasnya. (Mf/aye)

Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *