Type to search

Pendidikan Peristiwa Surabaya

DLH Surabaya Uji Kandungan Mikroplastik pada Air Hujan

Share
DLH Surabaya menggandeng lembaga terakreditasi dan perguruan tinggi untuk menguji potensi adanya mikroplastik dalam air hujan

SUARAGONG.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memperkuat langkah mitigasi pencemaran lingkungan, termasuk fenomena dugaan mikroplastik dalam air hujan yang belakangan menjadi perhatian publik. Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Pemkot Surabaya akan melakukan pengujian laboratorium dengan menggandeng lembaga terakreditasi serta perguruan tinggi.

DLH Surabaya Gandeng Kampus untuk Uji Kandungan Mikroplastik pada Air Hujan

Kepala DLH Kota Surabaya, Dedik Irianto, menjelaskan bahwa langkah ini ditempuh untuk memastikan secara ilmiah adanya potensi mikroplastik yang terbawa dalam bulir air hujan di Kota Pahlawan.

“Kami akan melakukan pengujian juga, kita harus mengungkap benar atau tidak. Kota-kota metropolitan memang berisiko mengandung mikroplastik, baik di air maupun udara,” kata Dedik, Selasa (18/11/2025).

Baca Juga : BMKG: Seluruh Wilayah Memasuki Musim Hujan Berlangsung Hingga April 2026

Asal Mikroplastik: dari Sampah Plastik hingga Gesekan Ban

Dedik menjelaskan, mikroplastik dapat berasal dari berbagai sumber. Salah satunya ialah sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik. Paparan panas dan air dapat membuat plastik terpecah menjadi partikel kecil dan kemudian terbawa angin.

Selain itu, pembakaran sampah secara sembarangan turut menyumbang potensi mikroplastik di udara. DLH mencatat, masih ada warga yang melakukan pembakaran sampah di lingkungan rumah, sehingga berpotensi mencemari udara dengan partikel halus.

“Bisa dari gesekan ban dengan aspal dan banyak hal lain. Semua itu bisa memicu munculnya mikroplastik,” ujarnya.

Dua Kemungkinan Mikroplastik Turun Bersama Air Hujan

Dedik memaparkan dua kemungkinan mekanisme munculnya mikroplastik dalam air hujan. Pertama, mikroplastik yang sudah berada di udara terbawa turun oleh air. Kedua, uap air di atmosfer telah tercampur mikroplastik sebelum menjadi hujan.

“Kalau awannya sudah mengandung mikroplastik, belum tentu sumbernya dari Surabaya. Tapi kami tetap perlu melakukan pengujian,” tegasnya.

Surabaya Sudah Lakukan Berbagai Mitigasi

Pemkot Surabaya mengklaim telah menjalankan sejumlah upaya pencegahan. Di antaranya, pengolahan sampah terpusat menggunakan teknologi gasifikasi di TPA Benowo yang mampu mengubah sampah menjadi energi listrik. Teknologi ini disebut mampu menangkap abu hasil pembakaran sehingga tidak mencemari udara.

Selain itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah menerbitkan Perwali Nomor 16 Tahun 2022 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik. Pemkot juga rutin melakukan penindakan terhadap warga yang membakar sampah sembarangan.

“Artinya, secara mitigasi pemkot sudah melakukan semaksimal mungkin,” kata Dedik.

DLH Imbau Warga Gunakan Masker

Karena aktivitas kota metropolitan yang sangat padat berisiko tinggi menghasilkan mikroplastik, DLH mengimbau warga untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

Pemkot juga terus mengkampanyekan pengurangan plastik sekali pakai serta penggunaan tumbler oleh pelajar untuk menekan produksi sampah plastik.

“Belanja jangan pakai tas kresek, anak-anak sekolah pakai tumbler, dan tidak membakar sampah. Ini bagian dari upaya bersama,” pungkasnya. (Wahyu/AYe)

Tags:

You Might also Like