Doyan Es Teh Manis? Studi Sebut Bisa Turunkan Fungsi Otak
Share

SUARAGONG.COM – Gaes! Kalian Suka minum es teh manis atau makanan manis lainnya? Kamu perlu tahu informasi penting ini, simak deh!. Jadi ada sebuah studi terbaru mengungkap bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula bisa berdampak pada fungsi otak. Bahkan orang dewasa yang sehat dan tidak menderita diabetes pun kena Imbasnya.
Suka Minum Es Teh Manis Bisa Ganggu Fungsi Otak
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Neurobiology of Aging dan dilakukan oleh ilmuwan dari Baycrest Health Sciences serta University of Toronto, Kanada. Melansir PsyPost, Senin (14/4/2025), para peneliti menemukan bahwa kadar gula darah yang lebih tinggi, yang ditunjukkan oleh nilai HbA1c (hemoglobin terglikasi), berhubungan dengan rendahnya variabilitas detak jantung (HRV) dan lemahnya konektivitas antarbagian otak yang mengatur sistem saraf otonom.
“Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan antara gula darah, kesehatan jantung, dan fungsi otak yang biasa ditemukan pada penderita diabetes juga terjadi pada individu sehat,” tulis para peneliti.
Dalam studi ini, data dianalisis dari LEMON dataset yang meneliti keterkaitan antara pikiran, tubuh, dan emosi. Dari 227 peserta awal, hanya 146 orang dewasa sehat yang datanya lengkap. Mereka terdiri dari 114 orang dewasa muda (usia rata-rata 25 tahun) dan 32 orang dewasa yang lebih tua (usia rata-rata 68 tahun), dengan keterwakilan pria dan wanita.
Para peserta menjalani tes darah untuk mengukur HbA1c, pemeriksaan fMRI otak saat istirahat, dan EKG untuk merekam HRV. Fokus utama penelitian adalah dua indikator HRV yang mencerminkan aktivitas sistem saraf parasimpatik, yaitu RMSSD dan HRV frekuensi tinggi.
Baca Juga : Minuman Bersoda Ditarik di Eropa Karena Kadar Klorat Tinggi
Hasil Studi Yang Cukup Mencengangkan
Hasilnya cukup mencengangkan: semakin tinggi kadar HbA1c, semakin rendah HRV peserta—yang berarti menurunnya aktivitas sistem saraf parasimpatik. Hubungan ini paling kuat terlihat pada peserta yang lebih tua, terutama di bagian kanan otak.
Uniknya, ditemukan pula perbedaan berdasarkan jenis kelamin. Koneksi antara rendahnya HRV dan lemahnya konektivitas otak lebih menonjol pada perempuan dan terletak di belahan kiri otak. Padahal, kadar gula darah dan HRV antara pria dan wanita tidak berbeda signifikan.
“Ini menunjukkan bahwa usia memperkuat pengaruh gula darah terhadap fungsi otak. Sementara jenis kelamin memengaruhi hubungan antara aktivitas saraf otonom dan jaringan otak,” terang penelitian tersebut.
Meskipun hasilnya relevan, para peneliti mengakui adanya keterbatasan, seperti jumlah peserta lansia yang lebih sedikit, tidak adanya kelompok usia paruh baya. Serta ketiadaan data terkait ras, etnis, atau penggunaan obat-obatan.
Baca Juga : 7 Makanan Aman untuk Diabetes: Enak dan Sehat!
Individu Tanpa Diabetes pun Bisa Kena!
Karena penelitian ini bersifat potong lintang (cross-sectional), belum bisa disimpulkan apakah gula darah tinggi menyebabkan gangguan fungsi otak, atau sebaliknya. Namun demikian, temuan ini memperluas pemahaman bahwa bahkan individu tanpa diabetes pun dapat mengalami gangguan jaringan fungsi otak akibat kadar gula yang sedikit lebih tinggi, terlebih lagi ditambah gaya hidup tidak sehat seperti minum es teh degan gula tinggi.
Penelitian lanjutan sangat dibutuhkan untuk melihat apakah pengendalian gula darah pada individu sehat bisa berdampak positif bagi fungsi otak, serta bagaimana perbedaannya berdasarkan usia dan jenis kelamin. (aye)
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News