SUARAGONG.COM – Kamu pernah nggak sih, dengar orang tua bilang, “Coba kamu kayak anaknya Bu Ani, rajin banget belajar. Kamu malah main mulu!” Atau mungkin kamu sendiri sering dibanding-bandingin sama kakak, adik, atau bahkan tetangga? Percaya atau nggak, kebiasaan ini ternyata bisa bikin anak tumbuh dengan mental yang nggak sehat, lho.
Kalau terus-terusan dibiarkan, efeknya nggak cuma bikin anak minder, tapi juga bisa memicu perilaku menyimpang dan kenakalan remaja. Yuk, bahas bareng kenapa ini bisa terjadi, apa aja dampaknya, dan gimana solusinya!
Kenapa Dibanding-Bandingkan Bikin Anak “Berontak”?
Bayangin deh, dari kecil kamu udah sering denger omongan kayak, “Kamu tuh nggak pernah sehebat dia,” atau, “Belajar dong kayak si A.”
Padahal, tiap anak punya kemampuan, minat, dan kepribadian yang beda-beda. Kalau terus dibandingin, anak bakal merasa nggak cukup baik apa adanya. Akhirnya, mereka bisa kehilangan rasa percaya diri dan merasa nggak dihargai.
Nah, karena merasa selalu “kurang” di mata orang tua, anak-anak ini kadang jadi berontak. Mereka cari cara buat diperhatikan, walaupun dengan cara negatif. Misalnya, mereka sengaja melanggar aturan atau menunjukkan kenakalan supaya orang tua akhirnya sadar keberadaan mereka.
Dampak Sering Dibandingkan: Dari Perilaku Menyimpang ke Kenakalan Remaja
1. Rasa Frustrasi yang Berujung pada Pemberontakan
Anak yang sering dibandingkan tumbuh dengan rasa frustrasi karena nggak pernah bisa memenuhi ekspektasi orang tua. Akibatnya, mereka bisa berontak. Bentuknya macam-macam, mulai dari membolos sekolah, nggak nurut sama aturan, sampai terlibat hal-hal negatif seperti pergaulan bebas atau narkoba.
2. Cari Validasi dari Lingkungan Luar
Karena nggak merasa cukup dihargai di rumah, anak-anak ini sering banget cari validasi dari teman atau lingkungan luar. Sayangnya, kalau lingkungannya nggak sehat, mereka bisa terbawa arus ke hal-hal yang nggak bener, seperti ikut geng atau melakukan tindakan kriminal.
3. Perilaku Agresif
Mereka yang sering dibanding-bandingkan juga cenderung punya emosi yang nggak stabil. Akibatnya, mereka jadi lebih gampang marah atau bahkan berperilaku agresif. Misalnya, sering berantem di sekolah atau melawan tenaga pengajar.
4. Menjadi Anak yang Sulit Percaya pada Orang Lain
Dibanding-bandingkan sejak kecil bikin anak merasa nggak ada yang benar-benar mendukung mereka. Akhirnya, mereka jadi sulit percaya sama orang lain, termasuk orang tua sendiri. Hal ini bikin mereka makin terisolasi dan cenderung mengambil keputusan tanpa konsultasi.
5. Prestasi Menurun di Sekolah
Alih-alih termotivasi, anak yang sering dibandingkan malah kehilangan semangat buat belajar. Mereka jadi malas-malasan karena merasa apa pun yang mereka lakukan nggak pernah cukup di mata orang tua.
Cara Mencegah Perilaku Menyimpang pada Anak
1. Stop Membandingkan, Mulai Mengapresiasi
Daripada terus membandingkan anak dengan orang lain, coba fokus sama kelebihan mereka. Misalnya, kalau anak pintar gambar, kasih pujian, “Wah, gambar kamu keren banget, ya!” Apresiasi kayak gini bikin mereka merasa dihargai dan lebih percaya diri.
2. Berikan Perhatian dan Kasih Sayang yang Cukup
Seringkali, kenakalan remaja muncul karena anak merasa kurang diperhatikan. Luangkan waktu buat ngobrol sama mereka, dengerin cerita mereka, dan tunjukkan kalau kamu peduli. Hal ini bikin mereka merasa dicintai tanpa syarat.
3. Jangan Paksa Anak Jadi “Sempurna”
Ingat, tiap anak punya kelebihan dan kekurangan. Jangan paksa mereka jadi sempurna atau memenuhi ekspektasi yang nggak realistis. Biarkan mereka berkembang sesuai minat dan kemampuan mereka sendiri.
4. Ajarkan Cara Mengekspresikan Emosi dengan Sehat
Kalau anak terlihat marah atau frustrasi, bantu mereka buat memahami dan mengekspresikan emosinya dengan cara yang sehat. Misalnya, ajak ngobrol atau beri ruang untuk mereka menceritakan perasaannya tanpa takut dihakimi.
5. Berikan Teladan yang Baik
Anak itu cenderung meniru perilaku orang tua. Jadi, tunjukkan contoh yang positif. Misalnya, dengan menghargai orang lain tanpa membanding-bandingkan atau menunjukkan sikap sabar dan pengertian.
6. Bangun Komunikasi yang Terbuka
Ciptakan lingkungan di mana anak merasa nyaman untuk berbicara tentang apa pun. Dengan komunikasi yang baik, kamu bisa lebih cepat tahu kalau ada masalah dan membantu mereka mencari solusinya.
Baca juga: Stop Membanding-Bandingkan Anak! Demi Mental Sehat di Masa Depan
Sering membandingkan anak dengan orang lain mungkin kelihatannya sepele, tapi dampaknya bisa besar banget. Mulai dari rasa minder, emosi yang nggak stabil, sampai perilaku menyimpang atau kenakalan remaja. Sebagai orang tua atau orang dewasa di sekitar mereka, penting banget buat berhenti membandingkan dan mulai mendukung anak sesuai dengan keunikan mereka.
Dengan kasih sayang, perhatian, dan komunikasi yang baik, anak-anak bisa tumbuh jadi pribadi yang percaya diri, sehat secara mental, dan jauh dari perilaku menyimpang. Yuk, bantu anak-anak kita jadi versi terbaik diri mereka tanpa perlu dibandingkan! (rfr)
Baca Berita Terupdate lainnya melalui google news