Type to search

Jombang

Evaluasi CFD Jombang Usai Insiden Ambulans Terhambat

Share
situasi Evaluasi CFD Jombang yang ramai padat penduduk dan orang jualan dipinggir jalan

SUARAGONG.COM – Pemerintah Kabupaten Jombang mulai mengambil langkah serius dalam evaluasi Car Free Day (CFD) Jombang. Hal ini dilakukan menyusul insiden tragis yang terjadi pada Minggu, 30 Juni 2025, saat sebuah ambulans terhambat di tengah padatnya kegiatan CFD. Akibatnya, seorang pasien dalam kondisi kritis meninggal dunia karena terlambat mendapat penanganan medis di RSUD Jombang.

Simulasi Lalu Lintas Jadi Langkah Awal Evaluasi CFD Jombang

Sebagai respons cepat, Dinas Perhubungan (Dishub) Jombang langsung menggelar simulasi lalu lintas pada Minggu, 6 Juli 2025. Simulasi ini bertujuan memastikan jalur darurat tetap terbuka selama CFD berlangsung.

“Kita tidak ingin kejadian serupa terulang. Simulasi ini penting untuk evaluasi awal,” ujar Kepala Dishub Jombang, Budi Winarno, Kamis (10/7/2025).

Baca juga: Pemkab Lumajang Gencar Tingkatkan Keselamatan Lalu Lintas

Evaluasi CFD Jombang Fokus pada Jalur Darurat dan Penataan PKL

Selama ini, CFD di Jombang juga menjadi ladang rezeki bagi para pedagang kaki lima (PKL). Namun, kepadatan yang timbul dari aktivitas ini kerap menutup akses penting, seperti jalur ambulans atau kendaraan pemadam kebakaran.

Dalam simulasi terbaru, Dishub mengimbau agar pedagang tidak membuka lapak di tengah jalan, terutama di area krusial seperti depan RSUD dan gereja. Pedagang diarahkan ke sisi barat jalan demi menjaga jalur utama tetap terbuka.

Dishub juga menyiagakan personel di titik rawan seperti perempatan Kebon Rojo dan Ringin Contong. Selain Dishub, evaluasi ini juga melibatkan instansi lain seperti Disdagrin, Disporapar, Satpol PP, kepolisian, serta perwakilan dari paguyuban PKL seperti Jokul dan Spekal.

Baca juga: Bupati Jombang Dengarkan Suara PKL

Evaluasi CFD Jombang Dipicu oleh Kisah Keluarga Korban

Insiden memilukan ini pertama kali diungkap oleh seorang warga Sumobito berinisial Z, yang kehilangan suaminya akibat ambulans tak kunjung sampai rumah sakit karena terjebak CFD.

“Sirine ambulans sudah dinyalakan, tapi tidak ada jalan. Petugas pun tidak ada yang membantu. Suami saya meninggal karena ambulans harus mutar arah,” ujarnya.

Cerita ini jadi pemicu kuat bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi CFD Jombang secara menyeluruh. Keselamatan publik menjadi prioritas yang tak bisa ditawar-tawar.

Ruang Publik yang Perlu Dikelola dengan Aman

CFD Jombang sejatinya punya dampak ekonomi yang signifikan. Setiap Minggu pagi, ratusan pedagang kaki lima menggantungkan hidup mereka dari kegiatan ini. Ajang ini juga menjadi tempat berkumpul warga, olahraga bareng, dan hiburan keluarga.

Namun, ke depan, Pemkab Jombang perlu menyeimbangkan antara fungsi sosial, ekonomi, dan keselamatan warga. Evaluasi CFD Jombang harus mampu menghasilkan sistem yang lebih baik tertib, aman, dan inklusif untuk semua pihak. (rfr/dny)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *