Rasiyo Dukung Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis agar Tepat Sasaran
Share
SURABAYA, SUARAGONG.COM – Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Rasiyo, menilai program unggulan Presiden Prabowo Subianto pada dasarnya memiliki tujuan yang baik. Namun, sejumlah program dianggap terkendala karena persiapan yang kurang matang, termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG) yang belakangan menjadi sorotan usai ribuan warga mengalami keracunan.
Banyak Dilaporkan Karena Keracunan
Lebih dari 8.000 siswa, ibu hamil, dan ibu menyusui dilaporkan mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan yang dibagikan melalui sekolah maupun petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Menanggapi hal tersebut, Rasiyo mendukung keputusan Presiden Prabowo untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG.
Baca juga: Pemkot Surabaya Potong BPHTB Hingga 40 Persen di Hari Pahlawan
Minta Penyaluran Program Makan Bergizi Gratis Tidak Disamaratakan
Rasiyo menjelaskan bahwa penyaluran MBG seharusnya tidak diberikan secara seragam. Sekolah-sekolah dengan kemampuan finansial baik dinilai tidak lagi memerlukan jatah makanan bantuan, karena sudah mampu menyediakan makanan bergizi secara mandiri.
“Sekolah yang siswanya dari keluarga mampu, selera makan mereka berbeda. Banyak yang bayar mahal dan sudah termasuk makan siang sehat di sekolah,” jelas anggota Komisi E DPRD Jatim tersebut.
Menurutnya, dana sebesar Rp 10.000 per siswa lebih tepat diberikan kepada warga yang benar-benar membutuhkan, khususnya sekolah di desa dengan kondisi ekonomi sangat rendah. Ia menilai masih banyak sekolah dengan kategori sangat miskin (Dasil 1 dan Dasil 2) yang belum tersentuh MBG.
“Tidak tepat sasaran ketika sekolah seperti SMAN 15 mendapat MBG, padahal sebagian besar siswanya mampu,” tegasnya.
Baca juga: Mlayu Bareng Cara Seru Jawa Timur Rayakan 80 Tahun!
Usul Perbaikan Dapur, Bahan Makanan, dan SPPG
Selain tepat sasaran, Rasiyo meminta evaluasi dilakukan terhadap SPPG, dapur produksi, serta kualitas bahan makanan. Ia menilai pengelolaan yang baik akan mencegah kasus keracunan kembali terjadi.
“Dapurnya harus bersih, alat memasak dicuci dengan benar, dan makanan dimasak matang,” ujarnya.
Baca juga: Kapolri Pimpin Apel Ojol Kamtibmas Jogo Jatim di Malang
Sekolah Dinilai Perlu Memiliki Dapur Sendiri
Sebagai solusi jangka panjang, Rasiyo mengusulkan agar sekolah memiliki dapur mandiri. Dengan demikian, makanan dapat disajikan hangat dan langsung disantap para siswa, sehingga risiko keracunan bisa ditekan.
“Kalau memungkinkan, sekolah punya dapur sendiri. Makanan tidak menumpuk, langsung dimakan, lebih sehat,” tutupnya. (wahyu/dny)

