Type to search

Gaya Hidup Peristiwa

Fenomena Emas di Sungai Eufrat: Antara Mitos Kiamat dan Kenyataan

Share
Fenomena emas di Sungai Eufrat

SUARAGONG.COM – Di tengah surutnya Sungai Eufrat yang mengering akibat krisis iklim dan sengketa geopolitik, sebuah fenomena langka memicu hiruk-pikuk di pedesaan Raqqa, Suriah. Ratusan warga setempat turun ke dasar sungai dengan alat seadanya seperti cangkul dan sekop, berburu kilauan yang mereka yakini sebagai emas.

Mitos Kiamat Dari Fenomena di Sungai Eufrat

Pemandangan ini bermula dari penampakan gundukan tanah berkilau di tengah sungai yang biasanya tertutup air. Berawal dari rasa penasaran segelintir orang. Namun Kini lokasi tersebut berubah menjadi ladang penggalian tak resmi yang terus ramai dari pagi hingga malam. Fenomena ini bukan hanya menumbuhkan harapan ekonomi baru bagi warga yang terdampak konflik dan kemiskinan, tapi juga memantik perdebatan spiritual yang dalam.

Di sisi lain, belum ada kehadiran pemerintah atau otoritas lokal yang memberikan regulasi atau pengawasan. Tanpa standar keselamatan kerja maupun pengelolaan lingkungan, aktivitas ini justru menyimpan risiko besar. Kekhawatiran terhadap longsor, pencemaran, hingga konflik antar warga mulai bermunculan.

Baca Juga :Ngeri, Ramalan dari Baba Vanga untuk Tahun 2025.

Survei Geologi

Menurut Khaled al-Shammari, seorang insinyur geologi yang diwawancarai oleh media Shafaq News, tidak cukup hanya melihat kilauan tanah untuk memastikan keberadaan emas.

“Diperlukan pengujian laboratorium dan survei geologi untuk menentukan kandungan mineralnya. Bisa saja itu hanya pirit atau mineral lain yang menyerupai emas,” jelasnya.

Namun, argumen ilmiah ini tidak serta merta meredam antusiasme warga. Bagi banyak orang di Raqqa, fenomena ini bukan sekadar persoalan mineral, tetapi juga menyentuh keyakinan keagamaan. Hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan tentang “gunung emas di Sungai Eufrat sebagai salah satu tanda kiamat” kembali viral di media sosial dan mimbar-mimbar masjid.

Baca Juga :Gaes !!! Pria Asal India Prediksi Kiamat Akan Terjadi Pada 29 Juni 2024

Keotentikan Fenomena

Ulama Sunni, Asaad Al Hamdani, membenarkan keotentikan hadis tersebut. Meski demikian, ia mengimbau agar masyarakat tidak gegabah dalam menafsirkan peristiwa ini.

“Setiap hadis memiliki konteks dan interpretasi. Kita harus menyerahkan pemahamannya kepada para ulama yang ahli dalam bidangnya, dan tidak langsung menarik kesimpulan dari fenomena yang sedang terjadi,” tuturnya.

Fenomena ini pun menjadi penanda akan besarnya ketegangan antara iman, harapan ekonomi, dan sains di kawasan yang selama ini dilanda konflik dan kemiskinan. Sungai Eufrat sendiri selama ribuan tahun telah menjadi sumber peradaban bagi bangsa-bangsa di Timur Tengah.

Namun, kini sungai itu mengalami penurunan debit air yang drastis. Hal ini akibat pembangunan bendungan besar di hulu oleh Turki serta perubahan iklim global yang ekstrem.

Ketika realitas krisis lingkungan bertemu dengan simbolisme religius, lahirlah sebuah dilema yang kompleks. Perburuan emas di Sungai Eufrat bukan hanya soal menggali tanah. Tapi juga menggali makna di balik air yang mengering dan hadis yang terus dikenang. (Aye/sg)

Tags:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69