Ferry Juliantono Resmi Jadi Menteri Koperasi Apa Saja Harapannya?
Share

SUARAGONG.COM – Ferry Joko Juliantono kelahiran 27 Juli 1967, Jakarta resmi dilantik sebagai Menteri Koperasi dalam reshuffle Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto tanggal 8 September 2025. Sebelumnya, Ferry adalah Wakil Menteri Koperasi sejak 21 Oktober 2024. Selain itu dia aktif di organisasi koperasi, juga aktivis & politisi dari Partai Gerindra.
Latar pendidikannya juga oke Sarjana Akuntansi dari Universitas Padjadjaran (1993), lalu Magister Ilmu Sosial & Ilmu Politik dengan fokus Ekonomi Politik Internasional dari UI (2006). Di luar jabatan formal, Ferry sudah lama dikenal di akar rumput koperasi desa, petani, aktivisme sosial, dan organisasi buruh/nelayan.
Harapan Anindya Bakrie Besar kepada Ferry
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyambut positif pelantikan Ferry. Harapannya banyak, antara lain:
- Ferry dapat bawa semangat baru di Kementrian Koperasi, terutama dalam kolaborasi koperasi UMKM perusahaan besar agar terjadi sinergi yang nyata.
- Mendorong digitalisasi koperasi dan rebranding koperasi agar bisa lebih relevan di era sekarang. Ferry sendiri sudah punya jejak digitalisasi koperasi sebelumnya.
- Fokus memperkuat koperasi di tingkat desa/kelurahan, meningkatkan pelatihan pengurus koperasi lokal dan memperbaiki regulasi yang dianggap kurang cocok dengan perkembangan zaman.
Jadi, intinya Anindya Bakrie berharap kepemimpinan Ferry tidak cuma seremoni, tapi benar-benar ngebawa perubahan yang terasa di lapangan. Harapan Anindya Bakrie besar agar koperasi bisa lebih maju, modern, dan berdampak langsung ke UMKM & rakyat kecil.
Baca juga: Pelatihan Koperasi Desa Probolinggo
Kendala dan Tantangan yang Menunggu
Tentu saja, bukan cuma hal mudah doang. Ferry bakal hadapo beberapa halangan:
- Regulasi dan UU yang Perlu Pembaruan
UU Sistem Perkoperasian dan regulasi terkait koperasi banyak dianggap sudah ketinggalan zaman. Supaya koperasi bisa fleksibel, adaptif dan bersaing di era digital, regulasi ini perlu ditinjau. - Anggatan dan Kapasitas Pelatihan Lokal
Dana untuk pelatihan pengurus koperasi desa/kelurahan masih belum memadai. Ferry bahkan dikabarkan mau minta tambahan anggaran sektiar Rp 7,85T sebagian untuk pelatihan koperasi desa/kelurahan Merah Putih. - Tantangan Digitalisasi dan Rebranding
Banyak koperasi yang masih jadul secara sistem, manajemen dan belum tersentuh teknologi. Mentornya yaitu rebranding dan digitalisasi harus bisa diterapkan agar koperasi bisa adaptif terhadap e-commerce, pembayaran digital, transparansi keanggotaan, dll. - Ekspetasi Publik dan Politik
Karena posisi ini cukup strategis, publik dan stakeholder (Kadin, UMKM, pemerintah daerah, masyarakat) akan awasi kinerja Ferry. Kalau tidak ada progress yang terlihat, kritik akan muncul. Apalagi setelah drama sebelumnya, soal Budi Arie dan unfollow media sosial Prabowo. Jadi Ferry harus kerja nyata dari awal.
Baca juga: Zulkifli Hasan Dorong Koperasi Desa Jadi Motor Ekonomi Rakyat
Budi Arie Drama Unfollow IG & Reshuffle
Gak cuma soal Ferry aja, peristiwa terakhir yang cukup rame adalah Budi Arie Setiadi sempat unfollow Instagram Presiden Prabowo setelah kena reshuffle. Beberapa hal yang diungkap pengamat Ray Rangkuti mengenai kenapa Budi Arie nge-unfollow:
- Dia mungkin gak nyangka akan di reshuffle, karena baru saja dipuji oleh Prabowo atas pencapaian mendirikan Koperasi Merah Putih lebih cepat dari target.
- Ada dugaan bahwa pengaruh era Presiden sebelumnya masih dianggap kuat terhadap keputus-keputusan kabinet, membuat pejabat merasa posisinya rentan.
- Ketidakpastian posisi politik dan rasa terkejutan ketia reshuffle terjadi. Kadang pejabat merasa loyal tapi tetap bisa dicopot, jadi reaksi spontan bisa muncul.
Setelah jadi heboh di medsos, Budi Arie akhirnya follow kembali akun Prabowo. Tapi ya, momen ini cukup menunjukkan bahwa reshuffle kabinet bukan cuma urusan kursi, tapi juga soal perasaan & simbol kepercayaan publik.
Baca juga: Menkomdigi Luncurkan Program Transformasi Digital Koperasi di Malang
Profil Lengkap dan Jejak Ferry Julianto
Biar gak cuma nama doang, ini profil Ferry Juliantono secara lengkap:
Lahir: Jakarta, 27 Juli 1967.
Pendidikan: S1 Akuntasi Unpad (1993), S2 UI, Hubungan Internasional Ekonomi Politik Internasional (2006).
Karir Profesional Awal: Auditor Yayasan Mandiri (USAID), Konsultan industri kecil, auditor di swasta, komisaris perusahaan.
Organisasi/Aktivisme: Aktivis sejak reformasi, petani, nelayan buruh ketua Dewan Tani Indonesia, Sekretaris Jenderal Syarikat Islam, Ketua Umum IKA Unpad, peran di koperasi desa dan kelurahan.
Politik: Partai Gerindra, Walik Ketua Umum DPP Gerindra bidang Penggalangan Massa.
Jabatan Pemerintah: Wakil Menteri Koperasi sejak Oktober 2024 – September 2025.
Harta Kekayaan: kurang lebih Rp 5,2 miliar LHKPN 2024 termasuk properti, kendaraan, aset lainnya.
Baca juga: DPRD Kota Malang Perketat Pengawasan Koperasi Merah Putih
Apa Artinya untuk Koperasi & UMKM?
Oke, jadi kira-kira begini:
- Pelantikan Ferry Juliantono sebagai Menteri Koperasi membawa peluang besar. Apabila dijadikan nyata, koperasi dan UMKM bisa naik kelas, lebih digital, lebih produktif.
- Tapi ekspektasi tinggi sama dengan tanggung jawab ekstra. Ferry harus cepat adaptasi, gimana cara menangani regulasi lama, distribusi anggaran ke daerah, pelatihan dan digitalisasi supaya tidak cuma wacana.
- Drama kecil seperti unfollow Budi Arie ke Prabowo menunjukkan bahwa politik dan simbol itu penting. Untuk kepemimpingan Ferry, menjaga komunikasi publik dan transparansi akan membantu menghindari miskom dan asumsu negatif.
Semoga dengan kedatangan Ferry sebagai Menkop, Koperasi Merah Putih, UMKM, koperasi desa & kelurahan, semua makin bersinar dan gak cuma di atas kertas aja. (dny)