Film Pamali: Tumbal – Teror Pesugihan dan Pantangan Lokal
Share

SUARAGONG.COM – Industri film horor Tanah Air kembali mendapat suntikan segar dengan hadirnya Pamali: Tumbal, film ketiga dari semesta Pamali yang diadaptasi dari game horor populer Pamali: The Little Devil. Disutradarai Bobby Prasetyo, film ini dijadwalkan tayang serentak di bioskop Indonesia pada 7 Agustus 2025.
Pamali: Tumbal – Teror Pesugihan dan Pantangan Lokal Siap Hantui Layar Lebar
Mengangkat kisah pesugihan dan pamali—pantangan budaya yang akrab di masyarakat Indonesia—Pamali: Tumbal menghadirkan pengalaman horor yang lebih dari sekadar jumpscare. Film ini mengikuti perjuangan Putri Dewi Kuncoro (Keisya Levronka), gadis muda yang nekat memasuki dunia gaib demi menyelamatkan ibunya yang hilang setelah mengambil uang tumbal di jalan.

Film Pamali: Tumbal – Teror Pesugihan dan Pantangan Lokal (CINEMA 21)
Bersama dua sahabatnya, Kiki dan Cecep, Putri menghadapi serangkaian teror dari makhluk halus seperti tuyul kecil hingga kuntilanak hitam yang penuh dendam. Ketegangan dibangun secara perlahan namun intens, memperkuat pesan moral bahwa pelanggaran terhadap pamali bisa membawa bencana besar.
Baca Juga :Sekuel Film Horor “Ready or Not: Here I Come” Selesai Syuting
Pemilihan Lokasi dan Efek Film yang Menjanjikan
LYTO Pictures selaku rumah produksi tampak total dalam menggarap film ini. Proses syuting dilakukan di sejumlah lokasi angker di sekitar Jakarta. Seperti rumah tua dan hutan lebat—untuk menciptakan atmosfer yang otentik. Selain itu, efek CGI dan makeup prostetik digunakan untuk menciptakan wujud makhluk supranatural yang menyeramkan.
Baca Juga : Film Sore: Istri dari Masa Depan” Tembus 1,7 Juta Penonton
Keisya Siap Membawamu ke Cerita atau Mitos Lokal ini!
Keisya Levronka, yang baru menjajal peran utama di film horor, menunjukkan dedikasi luar biasa. Ia bahkan menjalani adegan dalam kondisi basah kuyup selama 13 jam demi kesempurnaan gambar. Kembalinya Fajar Nugra—bintang Pamali: Dusun Pocong—juga menambah kesinambungan semesta film ini.
Dengan nuansa lokal yang kuat, Pamali: Tumbal tak hanya menyajikan ketegangan, tetapi juga refleksi budaya lokal yang mendalam. Menyajikan sebuah gambaran dan cerita mitos tumbal, harta, keinginan dan makhluk lain menurut kepercayaan warga. Siapkah Kamu melanggar pamali? (Aye/sg)