Type to search

Daerah Pemerintahan Peristiwa

Forum Kalaksa se-Indonesia Resmi Dibuka

Share
Forum Kalaksa BPBD hadir dalam acara Disaster Leadership Forum Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025, Persiapan Hadapi Potensi Bencana

SUARAGONG.COM – Ratusan kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dari seluruh Indonesia kompak hadir di Mojokerto dalam ajang Disaster Leadership Forum Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025. Acara yang berlangsung di Graha Majatama, Pemkab Mojokerto, Kamis (2/10/2025) ini menjadi ajang penting bagi para Kalaksa BPBD untuk berbagi pengalaman, memperkuat jejaring, dan menggagas arah kepemimpinan tangguh di bidang kebencanaan.

Forum Kalaksa se-Indonesia Resmi Dibuka, Gus Barra Dorong Kepemimpinan Tangguh Hadapi Bencana

Dengan mengusung tema “Dari Bumi Majapahit Kita Gelorakan Risiko Bencana Nusantara”, forum ini menghadirkan empat narasumber nasional yang siap berbagi pandangan tentang kepemimpinan di tengah tantangan bencana yang makin kompleks.

Plt. Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jawa Timur, Dadang Iqwandi, menyebut forum ini sebagai momentum langka.

“Akan ada tiga narasumber utama, dan kami berharap para pimpinan bisa menggali ilmu sebanyak-banyaknya. Kesempatan seperti ini jarang terjadi,” ujar Dadang.

Baca Juga : Fakta Banjir Bali: Hanya ada 3 Persen Pohon di Wilayah Bencana

Siap Tangani Potensi Bencana Kedepannya di Berbagai Daerah

Ia menambahkan, forum ini bukan hanya ajang diskusi, tapi juga ruang belajar yang penting bagi para pemimpin daerah. Agar siap menghadapi berbagai potensi bencana di wilayah masing-masing.

“Semoga kegiatan ini memberi manfaat besar, tidak hanya bagi Mojokerto dan Jawa Timur, tapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia,” tambahnya.

Sementara itu, Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra (Gus Barra) dalam sambutannya menegaskan, peringatan Bulan PRB bukan sekadar seremoni. Menurutnya, ini adalah ruang untuk memperkuat sinergi dan meneguhkan kembali semangat gotong royong dalam menghadapi risiko bencana.

“Bangsa Indonesia sudah teruji menghadapi berbagai bencana. Kuncinya ada pada kepemimpinan yang kokoh dan solidaritas masyarakat. Risiko bencana harus dikelola mulai dari desa, daerah, hingga menjadi kekuatan nasional,” kata Gus Barra.

Ia menambahkan, Mojokerto sendiri memiliki potensi bencana cukup beragam — mulai dari banjir, tanah longsor, kekeringan, hingga ancaman erupsi gunung berapi. Karena itu, Pemkab Mojokerto berkomitmen memperkuat sistem penanganan bencana berbasis masyarakat.

“Kami ingin forum Kalaksa ini melahirkan gagasan baru, jejaring yang solid, dan praktik baik yang bisa diadopsi oleh daerah lain,” tegasnya.

Di akhir sambutannya, Gus Barra mengingatkan bahwa kepemimpinan kebencanaan bukan hanya soal memberi instruksi saat krisis, tapi juga tentang visi, keberanian, dan keteladanan.

“Ada tiga hal penting yang perlu dipegang: kepemimpinan visioner, kolaborasi pentahelix—antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat—serta inovasi di era digital,” pungkasnya. (Wahyu/aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69