SUARAGONG.COM – Amerika Serikat (AS) mengirimkan pasukan tambahan ke Timur Tengah sebagai respons atas meningkatnya kekerasan antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon, yang meningkatkan risiko pecahnya perang regional lebih luas. Pentagon mengumumkan langkah ini pada Senin (23/9/2024) di tengah eskalasi konflik yang terus memanas di wilayah tersebut.
AS Kirim Pasukan Tambahan
Sekretaris Pers Pentagon, Mayjen Pat Ryder, menyatakan bahwa pasukan tambahan ini akan memperkuat kehadiran AS yang sudah ada di kawasan, meskipun ia tidak merinci jumlah maupun tugas spesifik mereka. Saat ini, AS telah menempatkan sekitar 40.000 tentara di wilayah itu.
Kapal induk USS Harry S. Truman, bersama dua kapal perusak dan satu kapal penjelajah, telah berlayar dari Norfolk, Virginia, menuju wilayah Armada Keenam di Eropa. Keberangkatan ini merupakan bagian dari pengerahan rutin, namun membuka kemungkinan bahwa AS dapat mempertahankan kapal induk tersebut. Kapal Induk yang bersama USS Abraham Lincoln yang berada di Teluk Arab, untuk menghadapi potensi kekerasan lebih lanjut.
“Mengingat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, kami mengirim sejumlah kecil personel tambahan sebagai bentuk kewaspadaan,” ujar Ryder, seperti dikutip dari AP, Selasa (24/9/2024). Namun, Ryder menolak memberikan rincian lebih lanjut demi keamanan operasional.
Situasi Timur Tengah
Di Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Ia memperingatkan warga sipil Lebanon untuk segera mengungsi. Hal itu mengindikasikan perluasan serangan udara Israel terhadap target Hizbullah di Lebanon selatan dan timur. Di sisi lain, pejabat AS sedang mempertimbangkan apakah USS Abraham Lincoln akan tetap di Timur Tengah atau melanjutkan misinya ke Asia-Pasifik. Keputusan ini diperkirakan akan diambil dalam minggu ini.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan bagi warganya untuk segera meninggalkan Lebanon, mengingat meningkatnya risiko konflik regional. “Karena ketidakpastian situasi di Lebanon, kami mendesak warga AS untuk meninggalkan negara ini segera,” tulis pernyataan resmi pada Sabtu (21/9/2024).
Meski sudah ada pasukan amfibi Marinir di Laut Mediterania timur, Pentagon belum memastikan apakah pasukan tambahan akan terlibat dalam evakuasi jika situasi semakin memburuk. (Aye/Sg).