Batu, Suara Goang. Peresmian Pasar Among Tani kembali tertunda, menurut wacana akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Juli kemarin gagal dilaksanakan. Hal ini membuat pedagang pasar kembali tertunda kepindahannya untuk menempati bangunan yang sudah 100 persen tersebut. Meski begitu pedagang pasar mengaku tetap sabar menunggu regulasi sebelum mereka berpindah ke program pemerintah pusat yang menelan APBN sebesar Rp 166 miliar.
Ketua Paguyuban Pedagang 9 Zona (Pedang 9) Muhammad Ali Zubaidi mengatakan regulasi tersebut memberikan peranan penting untuk menekan terjadinya konflik horisontal. “Karena memang ada pedagang yang memiliki 3 Surat Keputusan (SK), ada pedagang yang memiliki 2 SK dijadikan satu, ada yang mau memiliki 1 SK. Namun sangat luas lapaknya. Nah regulasi itulah yang harus menjelaskan pembagian mekanisme yang ada karena apabila langsung pindah namun ada hak-hak yang tidak terpenuhi maka rawan terjadinya perpecahan,” ungkapnya Senin kemarin (31/7/2023).
Meskipun saat ini dikatakan pedagang yang eksis berjualan di pasar relokasi hanya 60 persen dari total seluruh pedagang karena kondisi yang sepi. Namun ia menegaskan bahwa para pelaku ekonomi di pasar masih tetap bertahan.
Baca Juga : Gaes!!! Koreografi Goku Dragon Ball Warnai Pertandingan Persija Vs Persebaya
Ia bahkan juga mengaku sampai saat ini pihaknya turut mengawal regulasi pasar induk Among Tani yang masih dikoordinasikan melalui harmonisasi antara Pemprov, Kemenkumham, dan Kemendagri.
Disinggung terkait tuntutan pedagang yang meminta Perda Pasar Among Tani, Ali mengaku untuk saat ini mereka cukup diberikan Perwali dari Pemkot Batu untuk berpindah dari Pasar Relokasi ke pasar yang rampung direvitalisasi.
“Kalau perda sebenarnya memang bagus, namun potensinya cukup memakan waktu. Jadi perwali saja sudah cukup dan perda visa disusulkan ketika masa pemilu serentak selesai dan terdapat walikota defitif yang menjabat,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I DPRD Kota Batu Nurrochman membeberkan agar pihak eksekutif sebaiknya segera dibuat pedoman teknis perpindahan pedagang dari pasar relokasi ke pasar baru. “Supaya ada informasi yang jelas untuk pedoman para pedagang terkait waktu, alur dan batas maksimal perpindahan. Dinas terkait harus merencanakan kebijakan yang jelas sebelum perpindahan pedagang, sehingga pasar menarik untuk dikunjungi,” imbuhnya.
Politisi PKB ini menambahkan agar dinas terkait tidak membuat pedagang pasar tidak menunggu terlalu lama. Hal ini dikarenakan Pasar Among Tani tersebut merupakan satu-satunya tempat yang menjadi titik ekonomi di Kota Batu.
Tak hanya memberikan pesan kepada eksekutif, Nurochman juga menghimbau kepada pedagang pasar untuk bersabar dalam menunggu pemindahan tempat.”Dan yang paling penting nanti rencana pembagiannya melibatkan koordinator unit, sehingga diharapkan hal itu dapat menjadi dasar kesepakatan dan bisa memenuhi rasa keadilan para pedagang, terlebih pasar akan buka selama 24 jam, serta diharapkan bisa meramaikan pengunjung karena nantinya akan dibuat berbagai event untuk menarik wisatawan berbelanja di pasar tersebut,” tandasnya. (mf/man)