Type to search

Peristiwa

Gaes !!! Budaya Barikan Dalam Peringatan Hari Kemerdekaan

Share
Budaya Barikan Peringati Hari Kemerdekaan/

SUARAGONG.COM – Budaya Barikan di Hari Kemerdekaan : Merayakan Kebersamaan dan Warisan Leluhur. Setiap tanggal 17 Agustus, seluruh masyarakat Indonesia merayakan hari kemerdekaan dengan berbagai cara. Di berbagai pelosok negeri, suasana perayaan ini begitu meriah. Dimulai dari upacara bendera, lomba-lomba, hingga pesta rakyat yang menjadi ajang kebersamaan. Namun, ada satu tradisi yang tak kalah menarik dan sarat akan filosofi, yaitu Budaya Barikan. Tradisi ini menjadi salah satu cara unik masyarakat untuk memperingati kemerdekaan, sekaligus merawat warisan leluhur yang penuh makna.

Barikan : Tradisi Lama di Setiap Peringatan Hari Kemerdekaan

Barikan merupakan tradisi yang telah lama mengakar di berbagai daerah, khususnya di Jawa Timur. Budaya ini sebenarnya tidak hanya dilakukan saat peringatan Hari Kemerdekaan, tetapi juga pada saat-saat penting lainnya seperti malam Nisfu Sya’ban atau malam Jumat Legi. Namun, pada momen 17 Agustus, Barikan mendapatkan perhatian khusus karena menyatu dengan semangat nasionalisme dan kebersamaan dalam memperingati hari bersejarah ini.

Lalu, apa itu Barikan? Secara sederhana, Barikan adalah tradisi makan bersama yang biasanya digelar di lingkungan perkampungan. Masyarakat akan berkumpul di satu tempat, seperti di lapangan atau di jalan kampung, membawa aneka makanan dari rumah masing-masing. Makanan-makanan ini kemudian disusun di atas tikar, dan seluruh warga, tanpa memandang usia maupun status sosial, duduk melingkar dan menikmati hidangan bersama.

Nilai dan Filosofi Yang Terkandung

Filosofi yang terkandung dalam Barikan sangatlah dalam. Tradisi ini mengajarkan tentang kebersamaan dan kesetaraan. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, semua orang memiliki peran dan hak yang sama dalam tradisi ini. Semangat gotong royong dan kebersamaan yang diwariskan oleh nenek moyang kita tercermin jelas dalam acara ini. Hal ini sangat relevan dengan nilai-nilai kemerdekaan yang ingin dirayakan: persatuan dan kesatuan sebagai satu bangsa.

Selain itu, Barikan juga mengandung unsur spiritual. Sebelum acara makan bersama dimulai, biasanya ada doa bersama yang dipimpin oleh tokoh masyarakat atau pemuka agama setempat. Doa ini sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas segala berkah dan juga untuk mendoakan keselamatan serta kemakmuran kampung. Dalam konteks peringatan Hari Kemerdekaan, doa ini juga dipanjatkan sebagai ungkapan syukur atas anugerah kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa.

Baca Juga : Gaes !!! Lonjakan Anggaran Perayaan HUT RI di IKN

Sejarah Yang Tak Bisa Lepas, Sebagai Jati Diri Bangsa

Sejarah Barikan tidak bisa dilepaskan dari tradisi-tradisi Jawa yang sarat akan nilai-nilai leluhur. Dahulu, Barikan dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas panen yang melimpah atau terhindarnya desa dari wabah penyakit. Seiring berjalannya waktu, makna Barikan berkembang dan disesuaikan dengan kondisi sosial masyarakat, termasuk menjadi bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan.

Budaya Barikan di Hari Kemerdekaan bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga cerminan dari rasa syukur, kebersamaan, dan penghargaan terhadap sejarah bangsa. Dengan tetap melestarikan tradisi ini, kita tidak hanya memperingati kemerdekaan, tetapi juga merawat warisan budaya yang kaya akan filosofi dan sejarah. Bagi generasi muda, mengikuti dan memahami Barikan bisa menjadi salah satu cara untuk menghargai nilai-nilai kebangsaan dan menjaga keberagaman budaya Indonesia. (Aye/Sg).

Baca Juga : Gaes !!! Paskibraka Jombang Dikukuhkan: Semangat Juang Kemerdekaan

Tags:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *