Malang, Suara Gong. Raffles dan Asia, dapat dimaknai sebagai seseorang bernama Raffles menemukan tanaman bunga langka ini di Asia. Ditemukan saat ekspedisi Thomas Stanford Raffles oleh Dr. Joseph Arnold pada tahun 1818 di hutan Sumatera.
Populer dengan nama Rafflesia Arnold, karena gabungan antara nama Raffles dan Arnold. Dan kini berkembang hingga 33 spesies bunga Rafflesia, di seluruh dunia.
Hanya 14 jenis tumbuh di Indonesia. 11 jenis diantaranya tumbuh di Pulau Sumatera. Sedangkan sisanya tersebar di rumpun Asia Tenggara. Yaitu Semenanjung Malaya, Thailand dan Filipina.
Bunga ini sangat mudah dikenali dengan ciri kelopak bunga raksasa, berwarna meerah bata dengan motif bintik putih yang tumbuh hingga 1 meter. Beratnya lebih dari 6,5 kilogram. Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Sumatera Barat, telah menemukan yang terbesar dengan ukuran 43,7 inci (110,9) cm. Ciri lain yaitu mengeluarkan aroma tak sedap, hingga menarik serangga untuk menyerbuki tanaman.
Sebelum tumbuh menjadi besar, saat berumur dua bulan berbentuk lingkaran hitam bulat dan perlahan akan mekar hingga sembilan bulan. Namun sayangnya, bunga ini memiliki masa mekar atau hidup yang pendek. Bunga ini hanya bisa mekar sekitar lima hingga tujuh hari.
Setelah itu, Rafflesia Arnold, akan layu dan mati. Bahkan sebelum mekar pun, bunga ini bisa mati jika tanaman inangnya juga mati karena tidak mendapat pasokan air dan nutrisi yang cukup
Bunga yang juga dikenal sebagai padma raksasa ini ditetapkan sebagai Puspa Langka Nasional, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional.
Jika ingin melihat keanggunan Bunga Rafflesia, dapat mengunjungi beberapa konservasi diantaranya di Kebun Raya Bogor, Cibodas, Hutan lindung Taba Bengkulu, Taman Nasional Kerinci dan Gunung Leuser Aceh. (ind/eko)