Malang, Suara Gong
Para ilmuwan di China, menggali lubang sedalam 10.000 meter ke dalam bumi untuk mengidentifikasi sumber daya mineral serta risiko lingkungan.
Seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi. Lubang terdalam dengan menggali 10 lapisan batuan, tim berharap dapat mencapai bebatuan dari Zaman Kapur, lapisan yang dikenal sebagai Sistem Kapur, yang berusia hingga 145 juta tahun.
Seperti kita ketahui Zaman Kapur, berakhir saat batu jatuh dari langit yang mengakhiri masa itu dan memusnahkan dinosaurus. Peristiwa kepunahan Kapur adalah kepunahan massal besar-besaran spesies hewan dan tumbuhan dalam periode waktu yang pendek secara geologis, sekitar 66 juta tahun yang lalu.
Tim menemukan bahwa bebatuan jauh di bawah bumi jauh lebih basah dari yang mereka perkirakan. Mereka juga berharap menemukan lapisan basah di bawah granit benua, seperti yang ditemukan di kerak samudra.
Sebaliknya, mereka menemukan bahwa di bawah granit beku terdapat granit metamorf. Karena kerak benua adalah granit sepenuhnya, ini adalah bukti lempeng tektonik.
Untuk diketahui, kerak bumi di darat, bervariasi. Rata -rata tebalnya sekitar 30 kilometer, dan yang berada di bawah pegunungan dapat mencapai 100 kilometer. Rasanya kita masih sangat jauh untuk bisa mencapai mantel Bumi.
“Kesulitan proyek pengeboran karena medan dan konstruksi dapat dibandingkan dengan truk besar yang berjalan di atas dua kabel baja tipis,” kata Sun Jinsheng, seorang akademisi di Chinese Academy of Engineering.
China bertujuan meningkatkan pemahaman hidrokarbon dan memperluas eksplorasi domestik. Sumber kapur di China, terutama dapat dibagi menjadi empat zona zona Dataran Tinggi Timur, Tengah, Barat Laut, dan Qinghai-Tibet.
Mayoritas batuan induk China, terbentuk pada Kapur Awal, sedangkan batuan induk yang paling produktif dikembangkan. Seperti Era Dinasti Ming, teknologi pembangunan tembok menggunaan serbuk kapur sebagai campuran penguat batu bata agar lebih kuat dibanding menggunakan tanah liat atau batu kerikil di era Dinasti Qin. (ind/eko)