Gaes !!! Dampak dan Peluang Indonesia Saat Amerika Resesi
Share

Suaragong.com – Data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat mengisyaratkan adanya potensi resesi. Jumlah lapangan kerja yang terbatas dan peningkatan pengangguran menjadi sinyal peringatan bagi para pelaku pasar. Jika resesi benar-benar terjadi, dampaknya akan terasa hingga ke Indonesia

Ft : Dampak dan Peluang Indonesia Saat Amerika Resesi, Ds : Fz
Dampak Saat Resesi
Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, memperingatkan bahwa resesi di Amerika Serikat bisa menyebabkan nilai tukar rupiah melemah. Data ekonomi AS yang buruk membuat kebijakan bank sentral AS menjadi tidak pasti. Hal tersebut menyebabkan investor menjadi lebih berhati-hati dan cenderung menarik investasinya.
Baca Juga : Gaes !!! KFC Indonesia Alami Kerugian Hingga Miliaran
Bhima Yudhistira menjelaskan bahwa ancaman resesi di Amerika Serikat akan mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman, seperti emas atau dolar AS. Hal ini akan menyebabkan aliran dana keluar dari Indonesia dan berdampak negatif pada kinerja ekspor negara kita
Amerika Serikat merupakan pasar ekspor terbesar kedua Indonesia. Jika permintaan domestik di Amerika melemah, maka kinerja ekspor Indonesia akan terdampak. Selain itu, resesi di AS dapat menyebabkan kesulitan dalam pembiayaan utang pemerintah Indonesia karena suku bunga acuan The Fed kemungkinan tidak akan turun secara signifikan.
Bhima Yudhistira menjelaskan bahwa The Fed hanya akan menurunkan suku bunga sedikit. Hal ini membuat obligasi pemerintah AS tetap menarik bagi investor. Namun, jika resesi di AS terjadi, minat investor terhadap obligasi pemerintah AS bisa menurun, sehingga pemerintah Indonesia akan kesulitan dalam membiayai anggaran dan utang.
Peluang
Pemerintah melihat ancaman resesi AS sebagai peluang. Mereka berharap penurunan suku bunga acuan The Fed akibat data pengangguran AS yang tinggi akan menarik investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Nathan Kacaribu. Ia menjelaskan bahwa data pengangguran AS yang memburuk akan mendorong The Fed untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga. Menurutnya, jika angka pengangguran ternyata lebih tinggi dari perkiraan pasar, maka pasar akan menilai bahwa The Fed seharusnya telah lebih agresif dalam melakukan pelonggaran moneter.
Febrio Nathan Kacaribu menyatakan bahwa meningkatnya kekhawatiran akan resesi telah memicu ekspektasi pasar terhadap pelonggaran moneter yang lebih agresif dari The Fed. Konsensus pasar saat ini cenderung mengarah pada kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan yang lebih dalam dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya
Febrio mengatakan bahwa jika The Fed melakukan penurunan suku bunga yang lebih agresif. Hal tersebut menyebabkan tekanan di pasar uang negara berkembang, termasuk Indonesia, akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh semakin menariknya tingkat suku bunga dan imbal hasil di Indonesia, sehingga akan mendorong aliran modal asing masuk ke dalam negeri
Peningkatan tingkat pengangguran di Amerika Serikat hingga mencapai 4,3% mendekati level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Data ini, bersama dengan indikator Sahm Rule yang mencapai 0,53% pada Juli 2024, semakin memperkuat sinyal akan potensi terjadinya resesi di Amerika Serikat.
Baca Juga : Gaes !!! Dampak Naiknya Harga Minyak Di Indonesia
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Fz/Sg).