Type to search

Ekonomi

Gaes !!! Daya Beli Terpuruk, Pedagang Pasar Tradisional Merana

Share
Daya beli masyarakat saat ini sedang lesu, hal itu terlihat dari gerak roda ekonomi di kalangan masyarakat bawah contohnya Pasar Tradisional

SUARAGONG.COM Daya beli masyarakat Indonesia sedang mengalami penurunan yang signifikan, terutama terlihat di pasar-pasar tradisional. Salah satu contohnya adalah Pasar Ciputat di Tangerang Selatan, di mana para pedagang terlihat lebih banyak menganggur karena sepinya pengunjung. Fenomena ini memberikan gambaran suram tentang ekonomi kalangan masyarakat bawah, yang kini harus berjibaku dengan penurunan pembelian bahan pokok.

Daya Beli Terpuruk, Pasar Sepi-Pedagang Nganggur

Pada Rabu (9/10/2024), CNBC Indonesia melakukan pemantauan langsung di Pasar Ciputat. Salah satu pedagang, Ahmad, yang menjual bahan pokok penting seperti minyak goreng, telur, dan beras, mengungkapkan bahwa kondisi pasar sekarang jauh lebih sepi dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. “Memang lebih sepi sekarang dibanding beberapa bulan lalu. Biasanya, pada bulan Oktober seperti sekarang, penjualan sudah mulai meningkat. Tapi saat ini, belum terasa ada peningkatan,” ujarnya.

Ahmad menambahkan bahwa banyak pembeli yang kini mengurangi jumlah pembelian mereka. “Kalau dulu mereka beli minyak goreng dua liter, sekarang hanya satu liter. Banyak yang seperti itu,” ungkapnya. Hal ini mencerminkan bahwa konsumen kini lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan untuk barang-barang yang sangat diperlukan.

Daya Beli Lesu, Pedagang Pasar Tradisional Terpaksa Pangkas Margin

Zainal, pedagang lainnya di pasar tersebut, mencoba bertahan dengan strategi menipiskan margin keuntungan. Ia mengaku, meskipun keuntungannya menurun, langkah tersebut dianggapnya penting untuk mempertahankan loyalitas pembeli. “Kalau harga dinaikkan sedikit saja, pembeli bisa kabur. Padahal, kenaikan harga itu bukan dari kami, tapi memang sudah dari sananya,” kata Zainal.

Zainal juga menyoroti kenaikan harga minyak goreng yang kini mencapai Rp 17.000 per liter. “Kami mau tidak mau ikut menaikkan harga, tapi kenaikannya sedikit saja supaya pembeli masih mau beli di sini,” jelasnya. Kondisi ini menggambarkan tekanan yang dirasakan oleh para pedagang kecil, yang harus menyeimbangkan harga agar tidak kehilangan pelanggan tetap, sementara di sisi lain mereka juga harus mengimbangi kenaikan harga dari pemasok.

Berdampak pada Roda Perekonomian

Turunnya daya beli masyarakat ini jelas berdampak pada roda perekonomian di kalangan bawah. Seiring dengan meningkatnya harga kebutuhan pokok, daya beli yang melemah memperburuk situasi bagi para pedagang kecil yang mengandalkan penghasilan harian. Tidak heran, banyak dari mereka yang terlihat hanya duduk-duduk menunggu pembeli.

Saat ini, kondisi pasar tradisional seperti Pasar Ciputat adalah gambaran nyata dari masalah yang lebih besar. Penurunan daya beli ini tidak hanya menyulitkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok, tetapi juga memberikan tekanan berat pada pelaku usaha kecil yang berjuang untuk tetap bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi.

Situasi ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan pihak terkait untuk mencari solusi yang efektif agar daya beli masyarakat dapat meningkat kembali, sehingga ekonomi masyarakat bawah bisa kembali bergerak dan berkembang. (Aye/Sg).

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *